Lihat ke Halaman Asli

Mansari

Memberikan informasi dan inspirasi

Menulis Ibarat Anak Menangis

Diperbarui: 6 Juni 2021   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Tadi pagi berkesempatan menyuap nasi anak. Awalnya anak merengek-rengek meminta nasi yang sedang saya makan. Tak tega melihatnya meminta secara terus menerus akhirnya tangan saya pun mulai menyuapnya secara perlahan. 

Beberapa suapan dimakan dengan baik, pada suapan ke sekian kali akhirnya dia menangis seolah-olah ingin menyampaikan sesuatu kepada saya. 

Nangisnya semakin kencang dan rasa penasaran saya semakin menjadi jadi dibuatnya. Saya pun berpikir kenapa tiba-tiba menangis. Kemudian saya melihat ada sesuatu yang salah yang dimakannya. 

Ternyata setelah diselidiki dadar yang masuk ke mulutnya terdapat potongan cabe rawit di dalamnya. Itu akibat kealpaan saya yang tidak melihat cabe yang terselip di dalam telur dadar sehingga masuk ke dalam mulutnya.

Begitulah perumpamaan kita dalam menulis.  Seolah-olah ada sesuatu yang ingin disampaikan kepada pembaca. Penulis menyampaikan sehingga pembaca dengan membaca tulisan yang disajikan dapat merubah pikiran orang lain serta memberikan pemahaman baru bagi orang lain atas hal-hal yang sebelumnya belum diketahui. Apalagi para kompasianer yang tentunya memiliki berbagai pengalaman, pendidik, lingkungan kerja, ragam budaya dan komunitas sosial yang berbeda. Pastinya memiliki ragam informasi yang sangat bermanfaat bagi orang lain yang membacanya. Orang yang menyukai masak memasak, kemudian menuliskan topik tentang memasak, yang memiliki pengalaman peningkatan karir dalam dunia kerja dapat berbagi tips sehingga bisa dijadikan contoh oleh yang lain untuk meningkatkan jabatannya,  seorang yang memahami hukum dapat menyampaikan pengalaman dan pemahamannya terhadap hukum yang berlaku di Indonesia sehingga orang lain yang membaca dapat memberikan nuansa baru kepada khalayak ramai manakala mengakses tulisannya, dan contoh lain sebagainya. Kalau amunisi hanya mematikan satu orang tapi satu tulisan bisa memberikan pengaruh dan merubah paradigma orang yang membacanya ribuan bahkan ratusan orang yang membacanya. 

Intinya adalah sampaikanlah pengalaman dan pengetahuan itu dengan tulisan.  Melalui tulisan itu kita telah memberikan ilmu dan pengetahuan baru kepada orang yang membacanya. Sampaikanlah dengan gaya bahasa sendiri, meski kadang kurang bagus tatanan kalimatnya. Anak saja bisa menyampaikan sesuatu dengan menangis dan orang dewasa dapat memahaminya apalagi kita manusia dewasa yang tentunya dengan akal pikiran dan pengalaman dapat membagikan kepada orang lain sehingga memiliki manfaat baginya setelah membaca tulisan kita. Seburuk apapun tulisan kita adalah tulisan kita. Heheehe




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline