Lihat ke Halaman Asli

Kebijakan Ditolak, Trump Salahkan Hakim dan Sistem Peradilan

Diperbarui: 17 Februari 2017   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kebijakannya ditolak di Boston, Trump mengeluarkan pernyataan bernada mengancam terhadap juri dan sistem peradilan (Sumber: Win McNamee, Getty Images).

Kebijakan imigrasi Trump, yang digugat oleh para imigran akhirnya mendapatkan penolakan dari Hakim James Robart di Boston, Massachusetts. Dalam akun Twitternya kemarin (5/2/2017), Trump menyebut keputusan hakim ini sebagai keputusan yang tolol. 

Trump mengatakan bahwa jika terjadi sesuatu di Amerika, salahkan saja hakim dan sistem peradilan!

Ada sekitar 60.000 penduduk imigran Amerika Serikat yang mengalami pembatalan VISA minggu lalu. Dengan adanya putusan Hakim James Robart, kini mereka bisa bebas bepergian di Amerika Serikat, asalkan telah memiliki VISA yang valid.

Behnam Partopour, mahasiswa Worcester Polytechnic Institute (WPI) dari Iran, disambut oleh rekannya di Bandara Logan, setelah ia berhasil menyelesaikan masalahnya terkait dengan imigrasi (Sumber: Brian Snyder, Reuters).

Pada hari yang sama, sebagaimana dilansir Time,  beberapa perusahaan besar seperti Apple, Google, dan Uber juga mengajukan tuntutan terhadap kebijakan Trump di Washington DC, karena dianggap dapat merugikan bisnis mereka dan akan mempersulit perekrutan karyawan baru. Kebijakan itu juga berpotensi menghambat kegiatan operasional perusahaan di negara-negara kawasan Timur Tengah maupun di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.

Walau beberapa putusan hakim terbukti kontradiktif dengan kebijakan Trump, namun pihak Gedung Putih masih tetap optimis. Mereka beranggapan bahwa kebijakan imigrasi yang ketat diperlukan untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline