Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Filsafat Pendidikan Esensialisme dalam Pendidikan Sejarah

Diperbarui: 23 Desember 2024   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan dipahami sebagai proses pembimbingan yang dilakukan dengan sengaja oleh guru terhadap perkembangan fisik dan mental siswa, dengan tujuan supaya kepribadian siswa terbentuk dengan sangat baik. Kepribadian yang dimaksud bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga memiliki karakter yang baik. Ada banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, termasuk dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah faktor dasar filsafat, yang berperan dalam menentukan tujuan dan arah pendidikan yang disesuaikan dengan nilai-nilai filsafat, baik dari sisi ontologi, epistemologi, maupun aksiologi

Pendidikan Karakter adalah sifat dan pandangan seseorang tentang baik dan buruk dalam menjalankan etika, nilai, moral, emosi, serta berbagai kemampuan mental lainnya yang tercermin dalam perilakunya. Karakter juga bisa dipahami sebagai nilai-nilai dasar yang ada dalam diri individu, yang menjadi dasar untuk bertindak baik sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat. Secara harfiah, karakter berarti sesuatu yang terukir kuat, seperti yang ada pada benda yang diukir. Secara etimologis, kata karakter berasal dari bahasa Yunani "charassein", yang berarti mengukir. Essensialisme itu filosofi yang pengen banget manusia balik lagi ke kebudayaan lama yang udah terbukti baik buat kehidupan. Buat aliran ini, nilai-nilai yang ada di budaya atau sosial itu nilai-nilai kemanusiaan yang kebentuk pelan-pelan lewat perjuangan berat selama ratusan tahun, dan udah teruji sama waktu.

 Filosofi pendidikan Essensialisme percaya kalau nilai-nilai baik, kayak budi pekerti, ada di warisan budaya yang udah terbukti manfaatnya buat manusia. Aliran ini juga dikenal sebagai filosofi pendidikan konservatif, yang muncul buat ngkritik pendidikan progresif di sekolah-sekolah. Menurut mereka, tugas utama sekolah itu ngajarin warisan budaya dan sejarah ke anak-anak muda sambil menamnamkan nilai-nilai luhur yang tertata rapi. Aliran esensialisme merupakan aliran pedidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang ada sejak awal peradaban umat manusia. Aliran filsafat ini menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama, karena kebudayaan lama telah banyak membawa kebaikan untuk manusia.

Konsep Filsafat Pendidikan Esensialisme Esensialisme berusaha mencari dan mempertahankan hal-hal yang esensial, yaitu sesuatu yang bersifat inti atau hakikat fundamental, atau unsur mutlak yang menentukan keberadaan sesuatu Oleh karena itu filsafat esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang merupakan perpaduaan ide filsafat idealisme-objektif dan realisme-objektif. Menurut filosofi esensialisme, tujuan belajar itu buat nerusin warisan budaya dan sejarah lewat pengetahuan inti yang udah kekumpul dan tahan lama, yang udah kebukti kualitasnya dari waktu ke waktu. Selain itu, pendidikan esensialisme juga pengen nyiapin manusia buat hidup. Tapi, ini bukan berarti sekolah cuma lepas tangan. Sekolah tetep punya peran penting, yaitu bantu ngerancang pelajaran biar bener-bener pas dan cukup buat nyiapin manusia menghadapi kehidupan. Kurikulum menurut aliran esensialisme itu fokusnya ke pelajaran yang isinya penguasaan materi. Kurikulum ini jadi dasar penting buat pendidikan umum yang dibutuhin supaya belajar jadi efektif. Lewat kurikulum ini, siswa bisa ngembangin cara berpikir dan kemampuan nalar mereka.

Sekolah punya tugas buat ngejaga dan nerusin warisan budaya dan sejarah ke generasi muda zaman sekarang lewat kebijaksanaan dan pengalaman yang udah terkumpul dari disiplin tradisional. Peran guru di aliran ini mirip banget sama di perenialisme. Guru punya peran penting, dianggap ahli di bidangnya, menguasai mata pelajaran tertentu, dan jadi panutan buat ditiru. Guru juga jadi sumber ilmu pengetahuan. Dalam pendidikan formal, kelas itu sepenuhnya ada di bawah kendali dan arahan guru.

mplementasi Esensialisme dalam Pembelajaran Sejarah Penerapan filsafat esensialisme dalam pembelajaran sejarah Pake Kurikulum yang Tertata Kurikulum perlu disusun buat ngasih pemahaman yang dalem soal peristiwa dan tokoh sejarah penting. Contohnya, di pelajaran sejarah Indonesia, kurikulum bisa ngebahas topik-topik kayak perjuangan lawan penjajahan, proklamasi kemerdekaan, sama proses terbentuknya Indonesia modern. Ngebangun Disiplin dan Tanggung Jawab Belajar Di kelas sejarah yang ngikutin esensialisme, siswa diajak buat aktif dalam diskusi dan ngerjain tugas-tugas yang butuh keseriusan. Contohnya, guru bisa ngasih tugas penelitian kecil tentang peran tokoh tertentu di peristiwa penting, yang harus diselesaiin dengan kualitas belajar yang tinggi.

Menanamkan Nilai-Nilai Baik Lewat SejarahGuru bisa pake cerita-cerita sejarah buat ngajarin nilai-nilai moral. Misalnya, kisah perjuangan Pangeran Diponegoro bisa dipake buat ngajarin tentang keberanian dan keteguhan dalam ngadepin penindasan. Evaluasi yang Ngaruh ke Pemahaman Dalem Evaluasi belajar sejarah dalam esensialisme nggak cuma ngetes hafalan, tapi juga ngeliat gimana siswa bisa paham dan analisis hubungan sebab-akibat dalam sejarah. Tes esai, proyek riset, sama presentasi jadi beberapa cara evaluasi yang pas.

Menambah Pengetahuan Dasar Dengan ngefokusin ke materi inti, siswa jadi punya pondasi yang kuat buat ngerti perkembangan sejarah secara keseluruhan. Nanemin Nilai Moral dan Nasionalisme Lewat cara ngajar sejarah yang rapi, siswa bisa ngerti gimana pentingnya ngehargain perjuangan dan pencapaian bangsa mereka. Ngasah Skill Analisis Pendekatan esensialisme yang ngandelin fakta dan analisis bantu siswa buat ngembangin cara mikir kritis yang penting buat sekolah sama kerjaan nanti.

Filsafat pendidikan esensialisme menekankan pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya dan sejarah yang telah teruji oleh waktu sebagai dasar pendidikan. Dalam pembelajaran sejarah, pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang peristiwa dan tokoh sejarah penting, menanamkan nilai-nilai moral, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi kehidupan. Kurikulum yang tertata dengan baik menjadi dasar penting dalam esensialisme, dengan fokus pada penguasaan materi inti yang membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Peran guru sangat penting dalam pendekatan ini, baik sebagai sumber ilmu maupun teladan bagi siswa. Guru diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai moral melalui cerita sejarah, membangun kedisiplinan, serta mendorong tanggung jawab belajar siswa. Evaluasi pembelajaran dalam esensialisme lebih menitikberatkan pada pemahaman dan kemampuan analisis, seperti melalui proyek riset atau tes esai. Pendekatan ini juga bertujuan menanamkan nasionalisme dan menghargai perjuangan bangsa melalui pendidikan sejarah yang bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline