Lihat ke Halaman Asli

Surat dan Bathin Sang Kekasih…

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terima kasih, wahai kekasih
Namun apalah daya, nasi telah menjadi bubur
Aku harus mengakuinya….
Saat ini bathinku tertekan dan remuk redam
Merasa teraniaya dan terbungkam…

Mungkin,
Butuh waktu untuk memulihkan
Gemerlap bathinku menjadi seperti semula
Aku harapkan pengertianmu, aku sedang berupaya
Tuk, berdamai dengan luka hatiku
Walau semua memang tidak mudah berkata-kata
Tapi aku akan berusaha melakukannya…

Aku harus mengakui sejujur-jujurnya
Saat ini, bathinku tengah berontak
Akal dan hatiku tidak lagi sejalan
Mohon sedikit kebijaksanaanmu
Mohon sedikit saja pengertianmu….

Akupun tak ingin rasa getir ini terendap lama
Menjadi lara yang menodai ketulusanku
Akalku mengatakan ini masalah kecil
Tapi hatiku terlanjur merekamnya menjadi kenangan buruk
Yang akan tersimpan teramat lama nantinya…

20.07.10




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline