Lihat ke Halaman Asli

Seremonial Menanam Mangrove: Antara Harapan dan Kenyataan

Diperbarui: 22 Januari 2025   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kegiatan penanaman mangrove di pesisir (Source Image: Imagen 3 Generator)

Sering kita saksikan acara penanaman mangrove secara massal yang melibatkan pejabat tinggi, selebriti, dan masyarakat. Namun, di balik seremonial meriah tersebut, tersimpan sejumlah tantangan yang membuat upaya pelestarian mangrove tidak semudah yang dibayangkan.

Berdasarkan pengalaman di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Muara Sungai Wonokromo dan Karawang, banyak kasus penanaman mangrove yang gagal. Bibit mangrove yang ditanam seringkali mati dalam hitungan bulan, meskipun melibatkan tokoh-tokoh terkenal seperti Dedi Mizwar. Kegagalan demi kegagalan ini bahkan membuat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, sempat menghentikan sementara kegiatan konservasi mangrove di bawah KKP.

Mengapa penanaman mangrove seringkali gagal?

Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan penanaman mangrove antara lain:

  • Pilihan lokasi yang kurang tepat: Menanam mangrove di tempat yang tidak sesuai dengan karakteristik spesiesnya, seperti di daerah dengan sedimentasi tinggi atau terpapar ombak langsung, akan sulit berhasil.
  • Kualitas bibit yang buruk: Bibit mangrove yang berasal dari indukan yang tidak sehat atau diambil dari habitat yang tidak sesuai dapat mengurangi tingkat kelulushidupan.
  • Teknik penanaman yang salah: Cara menanam yang tidak tepat, seperti menanam pada waktu yang tidak sesuai atau terlalu dalam, dapat menyebabkan bibit mati.
  • Kurangnya pemeliharaan: Setelah penanaman, bibit mangrove membutuhkan perawatan intensif, seperti penyiraman dan penyiangan, agar dapat tumbuh dengan baik.
  • Faktor alam: Kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti perubahan iklim dan bencana alam, juga dapat mengancam kelangsungan hidup mangrove.

Apa solusinya?

Para ahli dan praktisi lingkungan menyarankan beberapa pendekatan untuk meningkatkan keberhasilan penanaman mangrove, antara lain:

  • Pilihan lokasi yang tepat: Lakukan studi kelayakan terlebih dahulu untuk menentukan lokasi penanaman yang paling sesuai.
  • Penggunaan bibit berkualitas: Pilih bibit mangrove yang sehat dan berasal dari indukan yang adaptif terhadap kondisi lingkungan setempat.
  • Teknik penanaman yang benar: Ikuti pedoman teknis penanaman mangrove yang telah ditetapkan.
  • Pelibatan masyarakat: Libatkan masyarakat setempat dalam proses penanaman dan pemeliharaan mangrove agar mereka memiliki rasa memiliki dan bertanggung jawab.
  • Pemantauan dan evaluasi: Lakukan pemantauan secara berkala untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan mangrove dan melakukan evaluasi terhadap program penanaman.

Penanaman mangrove merupakan upaya yang sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan. Namun, keberhasilannya tidak hanya bergantung pada jumlah bibit yang ditanam, tetapi juga pada perencanaan yang matang, pelaksanaan yang tepat, dan pemeliharaan yang berkelanjutan. Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, diharapkan upaya pelestarian mangrove di Indonesia dapat lebih efektif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline