Lihat ke Halaman Asli

Mang Pram

TERVERIFIKASI

Tubagus Rahmat Saf Rai

Polusi Suara Unit 9-10 PLTU Suralaya, Jadi Ancaman Kesehatan Mental Anak-anak?

Diperbarui: 28 Januari 2025   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pabrik Unit 9-10 dari jalan Kampung Kopi (Foto Pram) 


Di Kampung Kopi, pagi seharusnya menjadi waktu yang tenang. Burung-burung berkicau, ibu-ibu bercengkerama di depan rumah, dan anak-anak bermain di pekarangan dengan suka cita.

Tapi di sini, berubah ketika suara bising mesin pabrik dari Unit 9-10 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Kota Cilegon, Banten menjadi pengiring tetap menyambut pagi. Suara itu, dengungan dan deru yang tak pernah henti meliputi setiap sudut kampung.

“Sebelum ada Unit 9-10, pagi kami tenang. Sekarang, rasanya seperti hidup di atas pabrik,” kata seorang lelaki petani yang telah tinggal di Kampung Kopi selama lebih dari 30 tahun.

Bagi warga Kampung Kopi, suara dari Unit 9-10 PLTU Suralaya bukan sekadar gangguan telinga. Bunyi itu menyusup jauh ke dalam kehidupan mereka, menghantui hari-hari yang seharusnya damai dan mengusik pikiran yang semestinya tenang.

Menurut WHO, suara yang berlebihan sangat membahayakan kesehatan manusia dan mengganggu aktivitas sehari-hari baik di sekolah, tempat kerja, maupun di rumah.

Salah satunya adalah kebisingan industri, yaitu jenis  suara berintensitas tinggi yang dapat disebabkan oleh mesin industri berat. 

Polusi suara yang berasal dari aktifitas mesin pabrik Unit 9-10 PLTU Suralaya termasuk jenis pencemaran lingkungan yang sering kali tidak disadari. Berbeda dengan polutan seperti bahan kimia atau udara, polusi suara memiliki cara penanganan tersendiri.

Ketika suara atau kebisingan melebihi ambang batas pendengaran normal, suara tersebut tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan makhluk hidup, termasuk manusia.

Dampak polusi suara yang kini ditimbulkan, dirasakan dalam kehidupan sehari-hari warga Kampung Kopi. Ritme hidup terganggu, dan sejumlah masalah kesehatan pun muncul, seperti gangguan tidur. Jika terus-terusan dalam jangka panjang, akan mengancam masalah pendengaran, penyakit jantung, gangguan hormon, hingga peningkatan risiko diabetes.

Selain itu, paparan kebisingan berlebih dapat mempengaruhi kesehatan mental, terutama karena stres yang ditimbulkan. Anak-anak bahkan lebih rentan terhadap dampak kebisingan dibandingkan orang dewasa karena kemampuan mereka untuk mengelola stres belum optimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline