Janji politik, janji yang tak perlu dipercayai sepertinya cukup mewakili perasaan saya sebagai warga Kota Cilegon saat ini.
Bagaimana tidak, kepemimpinan Wali Kota Cilegon Helldy Agustian dan Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji sudah tercium aroma tidak sedap akan ingkar janji politiknya.
Kartu Cilegon Sejahtera (KCS) menjadi program pamungkas Helldy-Sanuji yang mengalahkan 3 kompetitor lainnya lagi-lagi memunculkan polemik di tengah masyarakat.
Belum lama ini, manfaat KCS berupa bantuan modal usaha UMKM ternyata diajak berhutang ke Bank Jawa Barat Banten (BJB). Kini manfaat KCS lainnya, yaitu 5.000 beasiswa full sarjana yang dijanjikan justru dikurangi menjadi 3.000 orang saja.
Pengurangan penerima beasiswa terungkap dalam daftar prioritas dan masuk draf RPJMD Kota Cilegon 2021-2026.
Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji dikutip dari Radar Banten beralasan, dengan masa kerja selama 3,8 tahun merasa kesulitan untuk merealisasi 5.000 beasiswa full sarjana yang sejak awal kampanye sudah dibangga-banggakan itu.
Rasanya, alasan yang disampaikan Pak Sanuji tidak realistis. Mengingat masa jabatannya saat ini tidak mencapai 5 tahun pastinya sudah diketahui. Sebagai politisi PKS, rencana Pilkada serentak pada 2024 pastinya sudah sangat akrab dalam pembahasan internal partai.
Jika program 5.000 beasiswa ke depan tidak mungkin terealisasi, harusnya pada saat memasukkan program kerja di Pilkada lalu sudah dikaji dengan tepat dan akurat.
Pemotongan 2.000 beasiswa full sarjana mematahkan harapan anak muda Kota Cilegon yang menginginkan bisa kuliah.
Program janji politik dalam Pilkada Kota Cilegon jangan terkesan hanya asal dibuat saja. Perhitungan realisasi tentu sudah terukur jika kemudian menang dalam pertarungan Pilkada.