Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kembali menjajaki babak final di turnamen BWF Word Tour Final (WTF) 2021 di Bangkok, Thailand. The Deddes berhasil menaklukan Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae asal Korea Selatan 23 -- 21 dan 21-13 di babak semi final, 30 Januari 2021.
Kemenangan Ahsan/Hendra menjadi balasan kekalahan di babak penyisihan grup B. Choi/Seo saat itu berhasil menekuk The Daddies dengan sekor 21 -19 dan 21-16. Keduanya lolos dipenyisihan grup dan kemudian dipertemukan kembali di babak semi final.
Babak pertama pertandingan, Ahsan/Hendra cukup ketat menghadapi Choi/Seo yang terus memberikan perlawanan. Namun di babak kedua, serangan Ahsan/Hendra yang terlihat tenang justru mampu membendung jauh serangan Choi/Seo.
The Daddies yang akhirnya revans pun di luar dugaan. Penampilan Choi/Seo di babak sebelumnya terlihat lebih agresif dan diprediksi menjadi penghalang Ahsan/Hendra. Namun dari pertandingan yang telah berlangsung, seperti ada penurunan kekuatan atau tenanga Choi/Seo. Serangan tidak sampai lima pukulan pun sudah mati. Mungkin padatnya jadual dua turnamen sebelumnya membuat lelah.
Ahsan/Hendra menjadi harapan satu-satunya Indonesia yang bisa melaju ke babak final. Keberhasilan Ahsen/Hendra membuka peluang pertahankan gelar juara di tahun 2019 lalu.
Ketika Ahsan/Hendra melaju ke babak final, saya jadi teringat dengan pemain ganda putra asal Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Mungkin ada yang sama kehilangan pemain terbaik Jepang di di Word Tour Final tahun ini.
Mengenang World Tour Finals 2019 di Tianhe Gymnasium, Guangzhou, China 2019, pertandingan di babak final lebih seru dan menegangkan. Seperti yang kita tahu, Endo/Yuta adalah atlet yang ulet dan juga mematikan. Ahsan/Hendra sempat kualahan menghadapi Endo/Yuta sebelum menuju podium kemenangan.
Jika mengingat ganda putra Jepang ini, kita jadi diingatkan bahwa hanya Ahsan/Hendra yang bisa mengalahkan Edo/Yuta dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya bisa kalah dengan Endo/Yuta. Uniknya Gideon/Kevin bisa mengalahkan seniornya, Ahsan/Hendra di setiap babak final.
Sepanjang Januari terdapat tiga turnamen bulutangkis yang semuanya dilaksanakan di Thailand. Tanpa Endo/Yuta, begitu juga Gideon/Kevin yang gagal berangkat, sektor ganda jadi kehilangan geregetnya. China dan Jepang yang memiliki banyak pemain terbaik dunia justru tidak bisa mengikuti turnamen. Dampak Pandemi Covid-19 turut menjadi sebab.
Bagi pecinta bulutangkis, bisa menonton kembali turnamen bulutangkis adalah sebuah kebahagiaan. Meski pun suasana pertandingan terasa sepi tanpa penonton.