Indonesia butuh ketawa, tidak perlu serius usai pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Menjadi masyarakat biasa cukup menjadi penonton bagaimana para kandidat bertarung merebut suara rakyat. Nyatanya menjadi penonton sepak terjang para kandidat dan Timses seperti dagelan yang selalu memunculkan gelak tawa dari pemberitaan media lokal dan debat kusir di media sosial.
9 Desember 2020 sudah lewat. Pilkada Kota Cilegon pun sudah mendapatkan pemenangnya. Di sini saya tidak mau membahas soal para kandidat. Menang kalah itu biasa. Tidak terima dengan kekalahan atau ueforia kemenangan biarkan saja. Toh nanti juga, siapa pun yang menang, para elit politik yang itu-itu saja akan menghasilkan kebijakan yang tidak jauh berbeda.
Kamis malam lalu, tanpa sengaja saya bertemu dengan kawan-kawan wartawan dan para timses dari masing-masing kandidat di angkringan Jahe Merah yang berada di belakang gedung DPRD Kota Cilegon. Tempat yang paling asik buat santai dan ngobrol sampai tengah malam.
"Kamu dicariin Nasir, tuh..." kata kawan di sela obrolan.
Spontan saya langsung ketawa dengan kerasnya. Kemudian kawan-kawan yang lain pun ikut tertawa kencang. Bersama grimis yang turun malam itu pun membuat suasana makin riuh dengan persoalan tulisan saya di Kompasiana yang membuat meradang salah satu timses.
Sejak memutuskan berhenti menjadi wartawan di akhir tahun 2019, saya lebih fokus menulis opini persoalan Kota Cilegon untuk dimuat di Kompasian. Namun rupanya ada satu judul yang membuat viral di media sosial. Saya pun tidak menyangka, karena saat menulis hanya berdasarkan pada keresahan saya melihat Wakil Walikota Cilegon Ratu Ati Marliati yang dinyatakan positif covid-19 tapi tidak mau melakukan isolasi mandiri.
Silahkan baca: Jangan Tiru Wakil Wali Kota Cilegon yang Tak Mau Karantina Mandiri
Dampaknya di media sosial ternyata lebih besar, Ratu Ati yang saat itu menjalani tahapan tes kesehatan Calon Walikota Cilegon dinyatakan positif covid-19 dan diumumkan langsung dalam konfrensi pers KPU Cilegon dan tim tenaga medis. Namun hebatnya, Ratu Ati sudah punya surat hasil tes dari dua rumah sakit suasta yang menyatakan negatif. Kemudian, dengan gagah menolak hasil tes dari RSUD Cilegon yang ditunjuk oleh KPU Cilegon.
Lalu lucunya apa?