"Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus/10: 57)
Ayat di atas menjadi sebuah petunjuk bahwa Al-quran adalah obat bagi setiap jiwa yang membaca dan mendengarnya.
Besar harapan dalam ramadan yang terasa berbeda ini, pandemi covid-19 telah menjadikan suasana ramadan tidak seramai seperti biasanya.
Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona, maka dihimbau untuk melaksanakan kegiatan ibadah, bekerja, sekolah, dan aktifitas perkumpulan lainnya. Penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, Cina itu telah menjadi wabah global.
Momen puasa kali, suasana yang beda, tapi tidak mengurangi rasa syukur dipertemukan dengan bulan kemuliaan ini.
Di antara kemuliaan itu adalah ramadan menjadi bulan turunnya Al-quran. Maha suci Allah, Al-quran adalah petunjuk bagi umatnya.
Ayat lain yang menerangkan bahwa Al-quran sebagai penawar obat iyalah QS. Al Isra/17: 82 yang berbunyi, "Dan kami menurunkan Al Qur'an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu'min"
Kita meyakinin kebenaran Al-quran bahwasannya penyakit dapat disembuhkan dengan membaca atau dibacakan ayat-ayat Alqur'an.
Fabien, seorang ilmuwan sekaligus musisi, menemukan bahwa bentuk dan nilai medan elektormagnetik dari sel berubah sesuai frekuensi suara dan tipe suara.
Sekarang, bagaimana mekanisme penyembuhannya dengan Al-quran?