Lihat ke Halaman Asli

Mang Pram

TERVERIFIKASI

Rahmatullah Safrai

Pilihan Terbatas di Tengah Covid-19

Diperbarui: 24 Maret 2020   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

monas ditutup via republika.co.id

"Ajal sudah ketentuan Allah," kata seseorang saat mendapatkan peringatan untuk tidak melakukan perkumpulan banyak orang.

Masi banyak orang yang berfikir konservatif dan cenderung apatis dalam menghadapi penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China. Padahal penyebaran virus yang dapat menyebabkan kematian itu menyebar dengan cepatnya.

Jangankan diminta patuh untuk jalani social distancing, anjuran ibadah di rumah saja ditolak mentah-mentah. Mengedepankan urusan akherat dan melupakan bahwa saat ini kita jalani hidup di bumi juga harus sehat. Kehidupan ini juga penting diselamatkan untuk generasi selanjutnya.

Hanya sementara bertahan di rumah, tidak usah ke mall, tempat wisata, atau kumpul-kumpul di cafee. Saat ini situasi pencegahan virus corona membutuhkanmu bertahan di rumah demi keberlangsungan hidupmu juga 

Virus corona memang tidak bisa terlihat dengan kasat mata, namun penyebaran yang sudah masuk di 22 provinsi di Indonesia membuktikan bahwa kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Apalagi gejalah orang yang terjangkit hanya batuk dan flu sama seperti orang normal pada umumnya. Orang yang dihadapan kita terlihat sehat bugar, bisa saja dalam saluran pernafasannya sudah ditempati butiran coronavirus.

Kepedulian memang harus didukung pada pengetahuan yang cukup. Bersikap apatis bisa karena kurangnya informasi yang benar terkait bahaya covid-19. Sehingga wawasan tidak bisa terbuka karena selalu pada konsep berfikir konservatif.

Jika kita menginginkan informasi, media sudah memberikan banyak informasi yang akurat dan tercepat soal perkembangan kasus pasien covid-19 yang makin meningkat. Sikap apatis yang disuarakan seseorang akan menular kepada orang lain yang sama-sama minim informasi.

Sudahlah, menasehati orang yang bersikap apatis sama saja mengetuk pintu rumah kosong.

Saat menghadapi wabah yang menakuti dunia, pilihan kita hanya ada dua, di rumah atau di kuburan.

Di rumah aja menjadi pilihan sederhana untuk melindungi diri dari penyebaran virus. Hal ini untuk menghindari interkasi langsung dengan orang yang sudah terinfeksi. Dari percikan batuk dan bersin menjadi media yang gampang tertular jika masuk pada saluran pernafasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline