Lihat ke Halaman Asli

Mang Pram

TERVERIFIKASI

Rahmatullah Safrai

Ketika Pengiring Jenazah Melewati Pelaminan Pengantin

Diperbarui: 11 Januari 2020   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana pesta pernikahan di tengah jalan (KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO)

"Matikan musiknya! Geser kursi-kursi ke samping! Sebentar lagi rombongan pembawa jenazah lewat," kata salah seorang berteriak keras.
Di acara pernikahan yang ramai dengan hiruk pikuk tamu undangan, live musik yang memeriahkan suasana, serta menikmati kelezatan makanan yang dihidangkan, dan sepasang pengantin yang berbahagia berdiri di pelaminan menyalami para tamu. Seketika saja suasana berubah. Para tamu undangan dibuat kaget.

Sejumlah pemuda kemudian menyingkirkan susunan kursi. Orang yang sedang makan diminta menyingkir ke tepi tenda. Setelah jalan terbuka, rombongan mengusung jenazah lewat.

Sepasang pengantin di pelaminan hanya terdiam duduk lesu. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Ditengah kebahagiaannya justru menyaksikan jenazah lewat persis di depan pelaminan. Pengalaman yang tidak menyengkan, suasana pesta yang sedang ramai diselang oleh suasana duka.

Ini pengalaman saya saat menghadiri pesta pernikahan di tahun 2018 lalu. Sebuah ketidak nyamanan saya rasakan, lagi menikmati makanan malah melihat suasana duka.

Pemilik hajat harus menerima tempat pesta dilewati oleh jenazah. Resiko menjadikan jalan di depan rumah sebagai tempat pesta. Apa mau dikata, jalan milik umum. Pemakaman jenazah tidak bisa menunggu sampai pesta selesai.

Menjadikan jalan di depan rumah sebagai tempat pesta pernikahan sudah menjadi budaya di masyarakat kita. Menutup jalan umum untuk kepentingan pribadi dianggap lumrah demi sebuah kebahagiaan.

Yah, demi kebahagiaan di pesta pernikahan tanpa memikirkan kepentingan umum menjadi keegoisan yang harus diterima juga oleh orang banyak.

Saya pun sering mengalami kekesalan ketika jalan kampung selalu diblokir jika ada pesta. Mencari jalan tikus yang sempit, masuk jalan di kebun yang becek, hingga harus rela tidak bisa bepergian membawa mobil karena akses jalan tertutup. Nasib punya rumah di ujung jalan buntu.

Hakekatnya setiap pesta pernikahan adalah kebaikan. Realitanya menutup jalan justru menyusahkan banyak orang.

Pengalaman jenazah melewatai pesta pernikahan memang jarang terjadi, namun tidak menutup kemungkinan di tempat lain bisa saja ada yang lebih mendesak, seperti ada yang ingin membawa orang sakit ke Rumah Sakit atau mungkin ada musibah kebakaran yang tidak bisa dilewati oleh mobil pemadam kebakaran. Semua kemungkinan bisa terjadi, bukan?

Penggunaan jalan umum untuk pesta pernikahan memang tidak ada aturan atau regulasi kebijakan yang diatur. Selama ini siapa pun boleh menggunakan jalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline