Lihat ke Halaman Asli

Mang Pram

TERVERIFIKASI

Rahmatullah Safrai

Menyoal Gerakan Ternak Ayam untuk Anak Stunting

Diperbarui: 20 November 2019   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber animasi Diana

Tiga ekor ayam kampung menjadi hadiah setelah saya disunat. Hadiah spesial yang diberikan oleh Engkong tercinta. Ah, bekakak ayam memang menjadi makanan terlezat bagi setiap anak setelah disunat. 

"Eh, Tong. Kalo lu mau disunat, Engkong beliin ayam dah buat bekakak. Mau ye, disunat? Biar lu bisa belajar ngaji dan sah solatnya," begitu kata Engkong saat membujuk saya 24 tahun silam.

Hanya dua ekor ayam jantan yang disembelih untuk dipanggang menjadi bekakak, ayam betina masi hidup untuk dipelihara.Tidak disangka, dari ayam betina itu, mampu beranak pinak. Empat ekor anaknya kemudian menjadi indukan.  

Kandang ayam yang terbuat dari bilah bambu hanya untuk indukan bertelur dan anakan. Sedangkan ayam-ayam lainnya memanfaatkan batang pohon jambu air sebagai tempat tidur di saat malam hari.

Hingga memasuki SMA, entah sudah generasi keberapa, keberlangsungan hidup ayam tetap berlanjut. Setiap menjelang kenaikan kelas, ayam-ayam dijual untuk biaya sekolah. Ayam-ayam juga hanya dipotong saat munggahan puasa ramadan dan lebaran saja. Telurnya sesekali digoreng jika tidak ada lauk lagi.

Kecintaan saya terhadap ternak ayam terhenti ketika kondisi lingkungan rumah sudah berubah. Tanah kebon sudah dibangun rumah-rumah, tokoh, bahkan sebuah kantor. Hilang sudah tanah kosong tempat ayam cari makan.

Ketika lahan sudah menyempit, ayam-ayam terpaksa menjalani kehidupan di dalam kandang. Ayam yang biasa dikepar dan mendapatkan makanan di alam bebas, kini harus diberikan asupan makanan buatan. Otomatis ternak ayam terasa berat, harus rutin beli por dan dedak. Mempertimbangkan pengeluaran beli pakan lebih besar, riwayat ternak ayam pun tamat.

20 November, sebagai hari anak international, membuat saya teringat semasa kecil dulu lagi, seperti cerita di atas.

Orang tua memang selalu bisa membuat anak bahagia. Di hari anak international kali ini, ayam pun disebut-sebut sebagai penyelamat anak Indonesia. Cara yang tidak pernah terpikirkan bagi saya yang tumbuh bersama ternak ayam.

Gerakan masyarakat pelihara ayam, disebut Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, bisa menyelamatkan anak dari ancaman stunting. Bukan sunat masal anak Indonesia, ya!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline