Salah satu tahapan yang tidak dapat dipisahkan dari proses panjang pembelajaran di sekolah adalah wisuda. Wisuda berarti peresmian atau pelantikan yang dilakukan dengan upacara secara khidmat. Signifikansi peresmian atau pelantikan dalam konteks ini menandakan telah terpenuhinya hak dan kewajiban peserta didik selama menempuh pembelajaran di lembaga pendidikan tertentu baik formal atau pun non formal. Satuan kredit studi (SKS) pembelajaran telah terpenuhi. Secara harfiah, wisuda dipahami sebagai bentuk kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang melibatkan dirinya sebagai bagian di dalamnya.
Kiranya sudah menjadi rahasia umum jika prosesi wisuda merupakan momentum yang sakral. Sakral bagi pelakunya atau pun bagi khalayak ramai yang turut serta memeriahkannya. Khalayak ramai termasuk keluarga besar bersangkutan yang merasa bangga dan bahagia bukan kepalang karena orang dicintai--bagian dari keluarganya--telah melewati tahap perjuangan sejauh itu.
Begitu pun juga suka cita meliputi dada para pedagang di sekitarnya. Kenapa demikian? Sebab umumnya wisuda selalu membutuhkan aksesoris yang terbilang lumayan. Sebutkan saja selempang, pakaian sepatu dan lain sebagainya. Bahkan khusus untuk kaum hawa ber-make up adalah ritual wajib yang sangat tidak mungkin terlewatkan. Sedangkan profesi jasa fotografer menjadi tahapan penting dalam mengabadikan momen Haru biru dan sakral itu. Kiranya di zaman yang serba mutakhir ini sangat tidak mungkin ada wisudawan yang lulus tanpa berswafoto dengan keluarga, sahabat dan orang-orang terdekatnya.
Hal yang menarik adalah momentum wisuda kini telah mengalami transformasi diri dari tahun ke tahun. Jika dulu mungkin kata dan prosesi wisuda hanya berlaku khusus bagi mahasiswa yang berkuliah dan lulus dari perguruan tinggi, sehingga tampak benar-benar sakral dan mendebarkan. Namun sekarang prosesi wisuda sudah menjadi hal yang lumrah terjadi di setiap jenjang pendidikan. Mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD) setara Madrasah Ibtidaiyah (MI), sekolah Menengah Pertama (SMP)-Madrasah Tsanawiyah (MTs) sampai sekolah menengah atas (SMA)-sekolah menengah kejuruan (SMK). Walhasil memakai toga, jas, kebaya, gordon dan selempang sekaligus berpenampilan maksimal bukan lagi sesuatu hal yang jarang ditemukan.
Yang acapkali tak pernah luput dari perhatian kita tatkala prosesi wisuda adalah persembahan penampilan. Berbagai penampilan terbaik umumnya akan disodorkan lembaga untuk menjamu para tamu undangan. Baik itu wali wisudawan, para pejabat struktural sekitar dan tokoh masyarakat setempat. Kehadiran tampilan sebagai penyemarak acara ini memberi kesan dan pesan salam perpisahan untuk para wisudawan. Semacam pengantaran wisudawan untuk menuju jenjang perjuangan selanjutnya.
Berkaitan dengan persembahan penampilan saat wisuda, SDIT Baitul Qur'an Tulungagung telah menghelat wisuda dengan berbagai semarak di dalamnya. Mulai dari paduan suara, puisi hingga pertunjukan drama. Untuk yang terakhir sendiri saya terlibat langsung dalam pembuatan naksah dan proses pelatihannya. Kala itu saya mendapuk amanah untuk menjadi operator instrumen selama prosesi wisuda termasuk instrumen seluruh penampilan siswa.
Dalam proses penulisan naskah drama mulanya saya hanya sekadar menuliskan ide dari penanggung jawab penampilan drama. Beliau menceritakan ide secara garis besar lantas saya menerjemahkannya ke dalam bahasa tulisan. Meski begitu pada akhirnya saya juga turut ikut rembuk menyumbangkan ide untuk melengkapi satu dua blunder alur cerita drama tersebut.
Nah seperti apa cerita drama sederhana yang berhasil saya tulis? Berikut ini naskahnya saya lampirkan.
****
Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.