Lihat ke Halaman Asli

Roni Ramlan

Pembelajar bahasa kehidupan

Kotak Wasilah

Diperbarui: 19 November 2022   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Foto: Kotak kritik dan saran LPIT Baitul Qur'an Tulungagung)/dokpri

Hal yang tidak dapat dipisahkan dalam tumbuh-kembang dan transformasi lembaga pendidikan formal adalah sinergi di antara sumber daya manusia lembaga. Sumber daya manusia lembaga idealisnya terdiri pihak pengelola, pelaksana dan komite sekolah serta peserta didik.

Keempat elemen tersebut sudah selaiknya saling bahu-membahu dan bergandengan tangan dalam mewujudkan lingkungan lembaga pendidikan yang berkualitas dan bermutu tinggi. Akan tetapi semua itu hanya akan terejawantah manakala masing-masing sumber daya manusia lembaga tersebut menjalankan tugas dan kewajiban secara sadar.  

Pihak pengelola dan pelaksana secara teknis di lapangan tentu memiliki tanggung jawab, tugas dan kewajiban yang sangat besar. Akan tetapi hasil kinerja yang dilakukan pihak pengelola, pelaksana dan output selama ini, salah satunya baru akan diketahui dari pengawasan dan penilaian pihak wali santri yang diaspirasikan oleh komite sekolah.

Aspirasi tersebut menjelma dalam dua bentuk: Kritik dan saran. Kedua bentuk aspirasi itu muncul sebagai sampling respon yang bersifat konstruktif. Penilaian, evaluasi dan usulan-usulan tersebut penting untuk memperbaiki langkah bersama demi terwujudnya cita-cita luhur: tercapainya visi dan misi lembaga.

Dalam upaya meningkatkan komunikasi, silaturahmi dan mutu lembaga, Jum'at (18/11/2022) dewan asatidz--yang dalam pemasangannya diwakili oleh ustadz Singgih dan Lazim--SDIT Baitul Qur'an Tulungagung memasang kotak kritik dan saran. Kotak wasilah itu dipasang tepat di samping majalah dinding (mading) utama sekolah.

Kehadiran kotak wasilah ini sangatlah penting untuk menampung catatan kekurangsempurnaan seluruh kegiatan dan ide-ide brilian yang mungkin saja belum tersampaikan oleh semua elemen sumber daya manusia lembaga yang ada. Baik itu karena terhambat faktor internal ataupun eksternal.

Faktor internal dalam konteks ini bermakna hambatan yang bersumber dari personal. Misalnya saja karena sungkan, malu, tidak enak hati dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal berarti segala bentuk halangan yang timbul dari luar dirinya. Misalnya karena gubrisan orang lain, dicekal orang-orang di sekitar dan aspek lain yang menghalangi.

Sebelum kotak wasilah itu dipasang, sebenarnya satu hari sebelumnya ustadz Ali selaku ketua yayasan LPIT Baitul Qur'an Tulungagung sempat mengumumkan kehadiran kotak wasilah ini di grup WhatsApp wali santri. Itu pun setelah beberapa saat di-share hanya segelintir orang saja yang tampak merespon dengan penggalan frasa dan emoticon jempol.

Harapan ke depannya, dengan terpasangnya kotak wasilah ini semua aspirasi yang menjadi unek-unek seluruh sumber daya manusia lembaga mampu lebih terkondisikan dan disampaikan secara transparan. Sebab, hanya atas dasar kerja transparansi terhadap keluh kesah dan ide brilian yang terpendam dapat menjadi bahan pertimbangan untuk suatu perubahan yang signifikan dan lebih baik lagi.

Catatan penting yang secara seksama harus kita garis bawahi adalah dengan menyampaikan aspirasi yang terpendam dalam diri terhadap lembaga sejatinya masing-masing kita sedang saling menasehati (mengingatkan) dalam kebenaran (kebaikan) dan kesabaran di antara sesama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline