Lihat ke Halaman Asli

Roni Ramlan

Pembelajar bahasa kehidupan

Dari Membuat Sinopsis hingga Menuai Hikmah yang Berlapis

Diperbarui: 1 September 2021   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Dokumentasi Pribadi

"Dalam hidup, terkadang kita menjadi lebih dewasa tatkala mewujudkan amanah yang diterima", Dewar Alhafiz.

Sebuah Pengakuan

Alhamdulillah, hari ini saya berhasil menuntaskan tugas membuat sinopsis buku antologi ke-2 Sahabat Pena Kita cabang Tulungagung. Buku antologi itu berjudul Jalan Terjal Menulis Buku. Amanah membuat sinopsis ini sebenarnya telah diembankan kepada saya sekitar dua pekan yang lalu. Terhitung, semenjak hasil rapat di antara "penggemuk" SPK Tulungagung telah ditetapkan.

Jujur saja, secara pribadi saya sendiri tidak piawai dalam urusan membuat sinopsis. Terlebih lagi, status saya masih bertahan sebagai amatiran yang belum melahirkan anak ideologi yang mampu dibanggakan dan dielu-elukan seperti halnya khalayak teman. Dan itu, adalah PR besar saya yang semoga di tahun ini terpecahkan.

Harapan itu tentu bukan sekadar bualan yang menguap lantas hilang, melainkan satu titian proses panjang yang akan terwujud melalui kerja keras. Meski demikian, besar harapan saya, keadaan kebelet itu bukan semata-mata tabdir madzmum yang dibarengi sikap kemrungsung (gelisah dan ingin lebih), melainkan semoga termasuk tabdir mathlub (yang diharuskan).

Dalam proses penulisan sinopsis tersebut saya sempat dibuat insecure dengan isian kata pengantar yang disajikan oleh pembina SPK pusat sekaligus mentor dan tokoh panutan bagi semua anggota SPK cabang Tulungagung, prof. Nginun Naim.

Bagi saya, kata pengantar dengan judul Meraih Kenikmatan Menulis yang beliau berikan benar-benar terasa hidup dan berbobot. Terlebih lagi tatkala beliau mengulas balik  pengalaman kesuksesan menulis J.K. Rowling (penulis novel mega spektakuler dan best seller, Harry Potter) melalui karya Indra Ismawan yang berjudul Kisah Sukses J.K. Rowling di Balik Proses Penulisan Harry Potter (2004) dan empat formula menulis ala Naning Pranoto dalam bukunya yang berjudul Creative Writing (2011).

Dua sumber otoritatif yang berhasil menjadikan diri setiap pembacanya berkali-kali menelan empedu sekaligus merasa tercambuk dan tercabik-cabik dalam urusan kegigihan menulis.

Keadaan yang menciutkan nyali itu turut disempurnakan dengan kata pengantar yang disampaikan oleh ketua SPK cabang Tulungagung, Om Thoriq (sapaan akrab). Dengan tegas, isi kata pengantar Om Thoriq menyinggung, bahwa tidak semua kontributor tulisan dalam buku Terjal Menulis Buku itu pada kenyataannya telah menerbitkan buku solo. Tentu, tanpa harus berkoar-koar sontak saya merasa menelan empedu yang kedua kalinya. Dan ini menjadi catatan tersendiri bagi saya.

Meski merasa tertampar dan menelan empedu berkali-kali serta merasa tidak pantas, namun saya tetap bersikukuh menunaikan apa yang menjadi tanggung jawab saya secara pribadi. Selebihnya, masalah hasil semoga saja mencapai kondisi yang terukur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline