Lihat ke Halaman Asli

Roni Ramlan

Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Dari Penempaan Diri Hingga Menjadi Pribadi yang Tangguh (Refleksi Memperingati HUT Pramuka ke-60)

Diperbarui: 15 Agustus 2021   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Tidak ada pengalaman yang benar-benar berlalu begitu saja, semua proses itu turut membentuk kita," Dewar Alhafiz.

Memperingati hari kelahiran Pramuka ke-60 mengingatkan getolnya saya menyisihkan waktu pada masa putih biru dan putih abu-abu dahulu kala. 

Kala itu Pramuka adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh siswa tanpa terkecuali. Baik siswa yang bermukim di pondok pesantren ataupun mereka yang berstatus pelajar PP (pergi-pulang) alias anak rumahan. "Didugdag", istilah orang Sunda menyebutkan.

Dari dua kategori tersebut saya tergolong sebagai anak rumahan tanpa ingusan. Salah seorang siswa yang tidak bermukim di pondok pesantren yayasan. Karena alasan itu pula, maka setiap hari saya menuju ke sekolah dengan berjalan kaki. Kurang lebih 3-4 km saya harus menyusuri jalan setiap harinya. 

Rute jalan yang ditempuh dengan berjalan kaki itu pun tidak semulus yang dipikirkan. Terlebih, saya suka mengambil jalan pintas yang sepi dari lalu lalang orang dan kendaraan.

Sekitar tiga puluh menitan saya harus menempuh perjalanan. Itu pun melintasi jalan terjal yang berkelok, naik-turun dan terkadang mengalami perubahan dari segi permukaan jalan. Maklum saja jalan yang saya lalui itu berbeda-beda, dari jalan yang paling keren: makadam, jalan perkebunan hingga pematang persawahan. 

Jika pergantian musim tiba, dari kemarau panjang menjadi musim penghujan, beuuuhhhh.. kondisi jalan sangat mencekam. Apalagi jika memperhatikan sepatu yang saya gunakan, jangan bertanya masalah rupa!

Ohya, tatkala itu saya belum sempat mendengar perjuangan pilu Pak Dahlan Iskan tentang kisahnya menuju sekolah tanpa sepatu. Tidak pula sempat mengetahui terjalnya kehidupan dan masa-masa sekolah orang pertama di Jawa Tengah, Pak Ganjar Pranowo. Ataupun tidak juga menggali-gali rekam jejak Chairul Tanjung yang belakangan namanya meledak dengan titel Si Anak Singkong. 

Satu titel yang beliau dapatkan setelah berhasil menjadi orang top di Indonesia. Menjabat Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa pada tahun 2014, termasuk salah satu pengusaha sukses di Indonesia dan menyandang gelar pendidikan tertinggi, profesor. 

Disebutkan, khalayak ramai mengenal beliau sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.  Akan tetapi, bukan hanya itu perusahaan yang berhasil beliau kembangkan, melainkan ada Trans TV, Trans Corp, Trans Media hingga Detik Network. Yang terpenting dari itu semua, beliau ayahnya Putri Tanjung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline