Kutatap lekat-lekat sisi gelap yang bersemayam dalam benak
Kutenggelamkan hati dan pikiran meliputi alam bawah sadar
Tepat di ulu penyesalan masa lalu itu
Kuhakimi temaram bayang-bayang dalam sepi
Pun kutemukan jeritan kecil menyayat hati
Hendak kucaci namun kegetiran rasa mengancamku
Hendak kuusir jauh-jauh tapi itu bagian nadirku
Anak kandung dari biungku
Tulang rusuk yang telah lama hilang dari tubuhku
Lantas aku mengadu
Merangkul jemari menjadi satu
Menenun kegagalan hidup pada pelupuk mata senja di hari Rabu
Dan aku tertunduk malu
Sementara kewarasanku setengah menjadi hantu
Banyak pasang mata yang mula-mula merasa pilu
Dalam keheningan mereka mengidamkan merengkuh lentik jemariku
Menyisir laten kepudaran rambut hitamku
Namun lambat-laun mereka sibuk menghardik kehadiranku
Mencemooh setiap ketidakmampuan menenteng ini-itu
Dan karenanya hampir-hampir putus asa merampas nyawaku
Sempurna sudah riwayat panjang kehinaanku
Cukup sudah nirwana malu kujadikan tameng dalam benalu
Tapi tak apa, biarkan aku bersimpuh di gerbang kerjaan penguasa takdirku
Berkali-kali telah kuniatkan untuk tuntas tersapu
Meski keadaannya tetap berkubang dalam sayu
Simetris dengan gelagat kemanusianku yang gemar menipu
Beribu-ribu bangsa berhasil kubungkam dengan isian saku
Kolusi, korupsi dan nepotisme adalah jiwa yang kuburu
Tempurung zaman yang serba menebar satru
Krisis rasionalitas yang kian tampak abu-abu
Tetap saja begitu,
Semuanya sibuk berwajah dua sembari diam-diam berselingkuh dengan air mata dan tisu
Segala-galanya melecehkan keyakinanku
Memerkosa serial kehendak fase kehidupanku
Sementara aku bergeming menopang dagu
Berbagi cerita pada kepulan asap, desir angin dan karma cacian balu
Tak mampu,
Sungguh tak berdaya tubuh ini di depan kelemahanku
Tak berhasrat mengulik dalam bahasa kemaluanku
Sememangnya sekarang harus engkau menahu
Bahwa daku;
Tak punya kuasa dikala menyoal banyak syukur yang becongkol pada sumbu
Antara menatap masa depan suram dan belenggu masa lalu
Antara persimpangan jalan pengharapan dan haru
Tepat di dua sisi pelipis pasang mata antara aku dan kamu
Pada ocehan hangat aku dan bayangan dalam cermin itu