Ternyata memang susah buang sampah pada tempatnya. Ini saya rasakan betul ketika lebih dari seminggu pengepul sampah langganan tidak muncul. Padahal biasanya paling lambat 3 hari sampah rumahan kami sudah diangkat.
Padahal juga kami tidak pernah menunda-nunda tagihan bulanannya. Untuk bulan Desember ini bahkan kami sudah melunasinya sejak tanggal satu. Dan rerata tetangga kiri-kanan yang juga sama berlangganan dengan kami setahu saya tidak ada yang suka menunggak.
Sudah satu gallon penuh ditambah 3 kresek yang saya simpan di belakang rumah tabungan sampah rumahan kami.
Sekitar 30 meter dari tempat kami ada parit kecil yang kerap saya lihat ada kresek yang saya pastikan isinya sampah yang entah siapa menyimpannya di situ. Sayapun bisa saja menyingkirkan sampah di rumah ke parit tersebut. Tapi itu hal yang tidak mungkin saya lakukan. Itu yang disebut buang sampah sembarangan yang tidak mungkin saya lakukan.
Atau sekitar duaratusmeteran dari tempat kami ada sungai yang disebut kali Grogol. Saya bisa saja pagi-pagi lempar beberapa kresek sampah rumahan saya ke kali tersebut. Tapi prilaku konyol tersebut juga tidak akan saya lakukan.
Sebenarnya tergolong tidak jauh dari tempat kami ada tempat sampah yang disediakan Kelurahan. Tapi itu jatah tempat sampah untuk warga sekitar yang tergolong padat penduduk. Tempat sampah tersebut nyaris selalu penuh, rasanya tidak elok kalau saya juga ikut buang sampah di situ.
Yang ada sekarang adalah kebingungan, kemana saya harus buang sampah ini. Ternyata mau buang sampah pada tempatnya memang susah.
Harapan saya adalah berharap mudah-mudahan hari ini abang pengepul sampah langganan itu datang dan sampah kami yang mulai bertumpuk akan terbuang.
Kalau sampai besok si abang ternyata tidak datang terpaksa saya akan bawa sampah tersebut ke Kelurahan atau kecamatan seperti yang saya lakukan menjelang Lebaran dulu. Di Kelurahan ada tempat sampah atau langsung ke markas PPSU di situ ada bak sampah cukup besar.
Artinya lantaran sampah saya harus menyisihkan waktu untuk datang ke Kelurahan, bukan untuk mengurus surat-surat, tapi cuma sekedar untuk buang sampah.
Menuruti kata hati untuk tidak buang sampah sembarangan; untuk membuang sampah pada tempatnya ternyata bukan perkara sederhana. Persoalannya adalah kesediaan tempat sampah yang kurang dan pengepul sampah yang kadang kurang konsisten. Lantaran mungkin pengelolaanya yang kurang terkordinasi.