Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Saukani

TERVERIFIKASI

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Menikmati Hijaunya Kampung Pamatutan, Sukabumi

Diperbarui: 5 Desember 2018   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hijaunya pamatutan/dok pribadi

Ketika saya tiba di Kampung Pamatutan sekitar jam 2 siang menjelang sore langit masih tampak cerah, namun beberapa saat kemudian mulai berangsur gelap, langit mulai mendung. Barangkali memang sudah mulai datang musim penghujan; di Jakarta sendiri beberapa hari kemarin setiap sore mulai turun hujan yang cukup lebat. Dan betul sore-nya Pamatutan diguyur hujan cukup lebat.

Kampung Pamatutan berlokasi di Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kampung Pamatutan dipersolek oleh hijaunya hamparan persawahan dan dibelah oleh sungai kecil Cipalasari. Hamparan persawahannya membuat pemandangan Kampung Pamatutan cukup memesona.

Jaraknya sekitar 5 km dari Jalan Raya Sukabumi dihitung dari titik Stasiun Parungkuda. Bisa ditempuh sekitar dua puluh menit saja dari Stasiun kacauali pas saat bubaran Pabrik. Oh ya ada pabrik Garment dipertigaan Kelapanunggal menjelang masuk jalan Kelapanunggal. Setelah jembatan Pamatutan belok kanan sudah masuk jalan Pamatutan. Sepertinya ada angkutan umum tapi cuma melintas di pertigaan itu saja dan tidak masuk ke Kelapanunggal dan Pamutatan. Jadi untuk sampai di Pamatutan bisa lanjut dengan menyewa ojek atau sewa angkutan umum secara borongan dari mulai Stasiun Parugkuda tadi.

Perjalanan menuju Kampung Pamatutan cukup mengasyikan. Menembus sedikit hutan dengan pepohonannya yang besar-besar dan jalan yang berkelok dan agak menurun di beberapa titik. Namun kondisi jalan dengan aspal yang mulus selain mengasyikan dan tidak membosankan juga akan mengantar kita dengan aman sampai tempat tujuan.

sungai cipalasari pamatutan/dok pri

Seorang teman yang tergolong berkocek super tebal memfasilitasi kami dengan penginapan dan sekaligus konsumsinya dalam rangka temu kangen, Bahasa kerennya reunian-lah yang ide-nya dadakan saja. Tentu saja reuni-an kami di Pamatutan ini jauh berbeda nuansanya dengan Reuni Akbar 212 di Monas kemarin.

Reuni yang berlangsung 24-25 November kemarin boleh dibilang adalah reuni kecil-kecilan kami mantan para pemanjat tiang telepon yang pernah berkiprah sebagai TKI yang keadaannya kini rerata sudah renta. Kami datang dengan keluarga masing-masing malah ada yang mengajak anak cucunya.

Sambil menikmati basahnya Kampung Pamatutan dan hangatnya teh, kopi disertai beragam camilan; kami ngobrol ngalor ngidul tentang pengalaman hidup sampai obrolan nostalgia tentang suka-duka, konyol serta lucu saat masih aktif bekerja dulu.

Setelah Sholat Maghrib, beberapa dari kami ada yang menjamak-nya kemudian makan malam. Setelah itu obrolan seru kami berlanjut sampai cukup larut. Sementara kerik suara jangkrik, suara katak dan entah suara makhluk apa lagi begitu harmoni sebagai musik alam yang indah menemani kami bercengkerama sampai satu persatu dari kami tumbang mendengkur.

peteran pemanjat tiang telepon/dok pribadi

perbukitan di kejauhan/dok pri

Besoknya setelah sarapan dan setelah udara terasa tidak terlalu dingin lagi, kami turun ke bawah. Ada kolam renang, ada kolam ikan, kolam ikan terapi dan sarana bermain anak yang bisa dieksplorasi. 

Di belakang sekali dari area lahan teman tersebut ada sungai, itulah sungai Cipalasari. Tidak terlalu lebar mungkin sekitar 5 atau 6 meter ada bebatuan menyembul diantara air yang mengalir deras lantaran hujan semalam.

Disebrang sungai terhampar persawahan dengan tanaman padi yang tampaknya baru ditanam yang saya perkirakan baru usia sekitar satubulanan. Sementara dikejauhan tampak perbukitan dan perkampungan yang hijau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline