Jakarta dengan jumlah penduduk sekitar sembilan jutaan terdiri dari berbagai etnis yang datang dari berbagai penjuru tanah air adalah merupakan jendela etalase Indonesia.
Beragan macam adat dan kebiasaan bercampur aduk bak sayur asam, kalau pandai meraciknya pasti sedap rasanya. Suka-tidak suka harus diakui tingkah polah masyarakat Jakarta adalah menjadi cerminan kondisi masyarakat Indonesia.
Hari ini hari kedua diberlakukannya secara resmi perluasan aturan pelat nomor ganjil-genap. Beragam polah-tingkah pengendara yang kedapatan melakukan pelanggaran untuk lepas dari jeratan tilang.
Menyikapi hal demikian dengan malu-malu saya simpulkan sementara bahwa sebagian warga Jakarta itu manja dan susah diatur. Betapa tidak, aturan pembatasan nomor kendaraan ganjil-genap yang disusul dengan aturan buka-tutup pintu tol di beberapa tempat sudah disosialisasikan selama sebulan tapi masih banyak yang dibilang tidak tahu. Buat saya itu jurus ngeles saja, tidak mau diatur.
Kompas.com hari ini merilis cuplikan berita yang dimuat kemarin yang dianggapnya populer. Berita dengan judul "Di Sini Ganjil-Genap, Pintu Tol Ditutup, Saya Lewat Mana Pak?" itu berisikan seorang pengendara wanita yang memerotes karena terjebak aturan ganjil-genap dengan alasan tidak tahu aturan tersebut.
Disebutkan pengemudi wanita tersebut memelas kepada polisi agar tidak ditilang, dengan alasan ya itu, tidak mengetahui aturan tersebut.
Selain itu hari ini Kompas.com juga menurunkan berita dengan judul "Tingkah Pelanggar Hindari Tilang Ganjil-Genap...... "
Polisi yang bertugas melakukan proses penegakan hukum kawasan ganjil-genap. Kompas.com menyebutkan di ruas Jalan MT Haryono arah Jalan Gatot Subroto. Harus berhadapan dengan tingkah menyebalkan warga yang jelas-jelas sudah melanggar aturan tapi berusaha menghindar dari aturan tilang dengan berbagai cara.
Diantaranya ada yang memasang pelat nomor ganda. Ketika polisi memeriksa STNK mobil yang dianggap melanggar, polisi mendapati mobil tersebut dipasangi pelat nomor yang berbeda dengan yang tertera di STNK.
Polisi rupanya memang harus kerja keras, macam-macam cara warga yang kedapatan melakukan pelanggaran ganjil-genap untuk tidak kena tilang. Selain ada yang berpelat nomor ganda ada pula yang berdalih lupa. Ada pula yang mengaku anak pejabat sampai ada yang nekat marah-marah.
Dikeseharian saja biasa kita dapati pelanggaran lau-lintas yang sampai menyebabkan kecelakaan dan makan korban. Yang paling sering adalah pengendara sepeda motor yang mengabaikan rambu lalu-lintas, bahkan tidak sedikit yang nekad berkendara secara melawan arah dan ini yang sering makan korban.
Aturan perluasan ganjil-genap pelat nomor adalah aturan yang diberlakukan sementara. Aturan tersebut rencananya hanya berlaku kurang-lebih selama sebulan demi untuk kelancaran dan suksesnya perhelatan besar Negara menggelar pesta olah raga Asian Games.