"Membersihkan sampah itu yang paling penting membuangnya di tempat yang sudah disediakan. Sehingga kita tak harus lagi membersihkannya di gorong-gorong, saluran air, atau di pinggir jalan. Tetapi kita juga bisa mengelola sampah sejak masih di rumah,"(Anies Baswedan).
Pernyataan itu saya kutip dari liputan6.com. Pernyataan tersebut dilontarkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat terlibat langsung dalam kegiatan kerja bakti di lingkungan Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur pada hari Minggu (6/5 2018)
Pada hari yang sama bukan cuma di Utan Kayu, paling tidak di tempat tinggal saya di bilangan Palmerah Jakarta Barat.kegiatan serupa juga dilakukan.
Menjelan Ramadhan ini kegiatan malah meningkat selain masih ada undangan kawinan ada undangan kerja bakti, bersih-bersih lingkungan dan bersih-bersih Masjid. Kerja bakti, kegiatan masih dominan bersih-bersih sampah. Kendati sudah disediakan tempat sampah dibeberapa tempat di lingkungan tempat tinggal masing-masing masih saja banyak sampah berserak di sembarang tempat sepertinya sengaja dibuang orang.
Seandainya tidak ada orang yang usil buang sampah sembarangan tentunya tidak perlu lagi kerja bakti pungut-pungut sampah, bersih-bersih got dan gorong-gorong. Warga yang kerja bakti tugasnya jadi lebih ringan sekedar merapihkan jalan, merapihkan pepohonan, pastinya tidak direpotkan lagi dengan serakan sampah.
Tapi itulah dunia. Gusti Alloh ciptakan manusia dengan beragam jenis polah-tingkah dan salah satunya jenis yang usilan itu, pastinya kita bisa ambil sisi positifnya, paling tidak untuk menguji tingkat kesabaran kita.
Sebenarnya lingkungan tempat saya tinggal boleh dibilang relatif bersih lantaran kami semua, keluarga saya, tetangga depan, belakang, kiri dan kanan ada berlangganan buang sampah, jadi sampah rumahan kami tidak tercecer, dua hari atau paling lambat tiga hari tabungan sampah kami akan diboyong.
Akan tetapi begitulah kami kerap dibuat jengkel lantaran, sekitar satu rumah dari kediaman saya persis ditikungan disitulah kerap kami dapati bungkusan sampah yang sepertinya sengaja dibuang orang. Kendati sudah diangkat selalu saja ada datang lagi.
Buang sampah di tempat yang tidak semestinya itu rasanya bukan sekedar prilaku usil, itu sudah merupakan prilaku jahat. Sebab buang sampah sembarangan selain membuat rusak pemandangan, lebih dari itu berpotensi menimbulkan munculnya bibit penyakit dengan menyebarnya kuman dan parasit yang berujung akan menurunkan kualitas lingkungan dan hidup manusia, kalau sudah seperti itu tentu amat merugikan banyak orang.
Sampah mestinya bisa dikelola dengan baik semisal didaur ulang. Saat ini banyak orang yang kreatif memperlakukan sampah seperti teman tidak lagi menjijikan malah menjanjikan. Mereka mendaur ulang sampah dan mendapat keuntungan.
Lepas dari sampah semisal sampah non organik berupa limbah plastik yang bisa mendatangkan keuntungan dengan didaur ulang, haknya sampah memang untuk dibuang, tetapi kebiasaan buang sampah sembarangan buat saya adalah prilaku jahat yang merugikan banyak orang.