Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Saukani

TERVERIFIKASI

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Cabuk Rambak, Buah Tangan dari Solo

Diperbarui: 2 Mei 2018   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cabuk rambak jajanan khas Solo/dok mang kani

Ada diantaranya yang disebut cabuk rambak dari deretan menu tradisional yang dihidangkan keluarga Presidan Jokowi kepada para tetamunya ketika acara pesta pernikahan putrinya Kahiyang Ayu dengan Boby Nasution dulu. Cabuk rambak adalah salah satu jenis jajanan khas Solo yang mulai langka.

Cabuk rambak itu sederhana saja berupa irisan ketupat yang disiram saus bumbu yang tampilannya serupa saus bumbu pecal atau saus bumbu satay atau bumbu gado-gado di Jakarta cuma bahan dasar sausnya yang berbeda. dihidangkan biasanya di daun yang dipincuk disantap dengan ditemani kerupuk rambak atau kerupuk kulit.

Bumbu pecal atau saus bumbu gado-gado yang sudah cukup masyhur berbahan dasar kacang tanah yang digoreng atau disangan sementara bumbu cabuk rambak berbahan dasar wijen dan kelapa parut yang disangan.

Cabuk rambak yang tampak begitu sederhana tampilannya tapi tidak sesederhana pembuatannya. Tidak terlalu rumit tapi tidak juga bisa dibilang mudah. Membuat cabuk rambak selain harus menyiapkan ketupat untuk menghidangkannya. Saus bumbunya-pun cukup merepotkan.

Untuk membuat saus cabuk rambak kita harus menyiapkan wijen dan kelapa parut keduanya harus disangan kemudian dipadu beberapa jenis rempah salah satunya kemiri yang juga harus disangan.

bumbu cabuk rambak instan dari pasar gede solo/dok pribadi

Kalau di Solo sendiri khususnya  di Pasar Gede yang pernah saya kunjungi bumbu saus cabuk rambak sudah ada yang dijual secara instan. Atas saran teman saya beli satu paket saus cabuk rambak instan sebagai oleh-oleh pribadi sebagai percobaan lantaran belum tahu macam apa dan bagaimana rasa dari cabuk rambak tersebut.

Menghidangkannya saya mengganti kedudukan ketupat dengan lontong yang saya beli di pasar sudah siap santap. Untuk kerupuk rambaknya saya menggantinya dengan kerupuk gendar yang juga didapat dari Pasar Gede kemarin kemudian saya kolaborasikan dengan tahu goreng dan  masih saya taburi bawang goreng.

Bagaimana rasanya cabuk rambak yang saya kolaborasikan dengan tahu goreng itu?. Saya bukan Bondan Winarno (almarhum) pakar kuliner beken yang begitu piawai mendiskripsikan rasa. Buat saya hanya satu kata saja "Enak".

Buat penyuka olahan kuliner boleh juga mencoba membuat saus bumbu cabuk rambak ini kemudian mengkemasnya sedimikian rupa berikutnya bisa menjualnya secara online selain turut melestarikan warisan nenek moyang  berupa kuliner khas yang hampir dilupakan ini, sukur-sukur bisa menambah penghasilan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline