Gagal mengudap gulai kepala ikan hari ini lantaran yang mau mengolahnya mau cepat-cepat ikut kendurian di rumah tetangga; jadilah sayur bening mentimun dan nasi goreng telur yang menemani saya siang ini. Sederhana, sangat sederhana tapi buat saya itu sudah cukup memadai, cukup nikmatnya dan pastinya tidak kurang gizi-nya.
Irisan papaya sebagai penutup mengantarkan saya pada trending topik twetter yang masih bertahan sejak pagi hari. Pertanyaan masyarakat presiden kemana ketika aksi damai kemarin menjadi trending topik sampai sore ini (05/11/2016).
Kemarin ketika ratusan ribu umat muslim melakukan aksi unjuk rasa bersama Ulama yang ingin bertemu untuk menyampaikan aspirasi umat malah ditinggal pergi oleh Presiden Joko Widodo. Pak Presiden terkesan enggan menemui rakyatnya padahal yang ingin bertemu adalah Ulama. Banyak masyarakat bertanya-tanya Presiden kemana?.
Saya percaya Pak Presiden sesungguhnya tidak ada niat meninggalkan rakyatnya. Jokowi yang kita kenal dengan blusukannya amat dekat dengan rakyatnya. Ketika masih menjadi wali kota Solo bahkan ketika sudah jadi Gubernur DKI ketika akan menggusur beliau sempati menjumpai rakyatnya berdiskusi. Rakyat adem tidak tersakiti.
Akan tetapi kita saksikan kemarin ketika para Ulama dan ratusan ribu rakyatnya ingin bertemu secara baik-baik kok sikap pak Jokowi jadi begitu, apa terjadi?
Menurut Seskab Pramono Anung yang sempat berkomunikasi, Presiden yang ketika itu sedang meninjau proyek kereta Bandara sebenarnya ingin segera pulang ke Istana tapi kondisi jalan tidak memungkinkan untuk kehadiran beliau. Jadi rasanya memang bukan sekedar macet tapi situasi dan kondisi jalan tidak memungkinkan untuk kehadiran beliau.
Setelah beberapa iris papaya masuk rongga perut saya minum yak*ult kata istri saya minum itu bisa bikin BAB lancar dan lambung sehat, gue sih biasa-biasa aja tapi ya diturutin aja. Sebagai pengidap wasir BAB lancar itu kebahagiaan tersendiri buat saya.
Sambil mengunyah papaya saya membayangkan bagaimana macetnya keseharian Jakarta. Jadi kalau cuma sekedar macet; tidak ada demo juga kan sudah mashur kalau Jakarta itu memang selalu macet.
Bicara urusan macet saya jadi ingat Syahrini. Bagaimana Syahrini mengatasi kemacetan?
Dari kampung halamannya di Sukabumi menuju Jakarta Syahrini hanya menempuhnya beberapa menit saja, Syahrini betul-betul berada diatas kemacetan. "Bye bye Sukabumi...bye bye macet” itu kata Syahrini. Syahrini menunggangi capung besi raksasa, ya Syahrini naik helikopter untuk mengatasi macet.
Sekali waktu Syahrini harus tampil bernyanyi di dua tempat berbeda yang cukup berjauhan dengan waktu yang hampir berbarengan. Satu di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan lainnya di kawasan TMII, Jakarta Timur.