[caption id="attachment_214121" align="aligncenter" width="640" caption="tenda-tenda dadakan"][/caption]
Ga perlu setor ONH segala macam sebagai penduduk Mekkah langsung saja berihram dari rumah dan niat haji, kemudian segera berangkatke Arafah. Di Arafah melaksanakan sholat Dzuhur di qashar atau diperpendek menjadi 2 rakaat dilanjutkan dengan sholat Ashar yang juga di qashar. Berdo’a dan berdzikirhingga Magrib menjelang. Bertepatan dengan adzan Magrib segera meninggalkal Arafah menuju Muzdfalifah.
Di Muzdalifah sholat Magrib digabung dengan sholat Isha yang juga di qashar. Ambil kerikil 7 butir dan beristirahat. Esok paginya setelah sholat Subuh segera bergerak ke Mina untuk melontar jumrah Aqobah. Dilanjut dengan bermalam 2 malam di Mina kemudian Thowaf Ifadhoh di Masjidil Haram. Maka selesai sudah naik haji ala wak Ahmad.
Kami berusaha melaksanakan ritual haji sesuai dengan apa yang dicontohkan Rosulullah SAW. Tapi tidak seorang Umatpun yang sanggup utuh atau sempurna menjalankan Sunnah Rosullullah SAW. Allahu ‘Alam.
***
[caption id="attachment_214125" align="alignright" width="300" caption="jamaah resmi juga banyak yg gl"]
[/caption] Setelah mandi dan mengenakan pakaian Ihram tak lupa berwangi-wangi lebih dulu. Kemudian dilanjutkan dengan sholat 2 rakaat dan niat haji. Jam 11 malam tanggal 8 dzul hijjah 1433 saya sudah janjian nunut pak Wardoyo ada juga beberapa teman dengan keluarganya kami berangkat menuju Aziziah. Alhamdulillah kami bisa parkir kendaraan di depan Sentral Telepon Aziziah. Tidak sembarang kendaraan bisa masuk Arafah hanya Bus-Bus besar karena bisa banyak penumpang sekali angkut itupun Bus yang sudah punya izin khusus masuk Arafah berupa stiker. Harus sedikit bersabar untuk mendapatkan Bus yang mau mengakut ke Arafah secara omprengan kebanyakan mereka hanya mau angkut penumpang secara borongan. Akhirnya dapat juga Bus dengan ongkos 30 sr perorang, kami berangkat ke Arafah lewat ring road bablas terus ke higway Mekkah-Thaif, berputar masuk Arafah di depan Kampus Umm Quraa. Perjalanan cukup lancar sekitar jam 1 tengah malam kami sudah tiba di Arafah. [caption id="attachment_214126" align="alignright" width="300" caption="setelah shola dzuhur & ashar berdzikir dan berdo"]
[/caption] Pengalaman haji tahun kemarin saya ikut Penyelenggara Haji lokal ada tenda disediakan memang tapi kami harus berimpitan karena banyaknya jamaah. Kurang nyaman dan tidak khusuk jadinya. Jadi kelebihannya yang kami rasakan dengan ikut penyelenggara haji cuma dapat ransum 3 kali. Itu saja. Itu sebabnya saya putuskan naik haji tahun ini dengan cara "Ngoboy". Kami diturunkan di areal belakang Masjid Namirah. Sekitar jam 1 tengah malam suasana masih lengang. Kami segera cari lokasi untuk gelar tikar dan sajadah. Saya bersama pak Roshid ambil tempat dibawah sebatang pohon yang tumbuh disebelah Markas Pramuka Saudi. Saya rebahkan badan. Antara tidur dan tidak saya dibangunkan pak Roshid ketika suara merdu Adzan Fajar dari Masjid Namirah berkumandang. Kami ikut berjamaah walau hanya kebagian shaf yang paling jauh di belakang. Arafah mulai terang jamaah terus berdatangan. Ditampat saya gelaran yang tadinya cuma kami berdua rupanya banyak juga peminatnya dalam waktu singkat sudah penuh sesak. Disebelah saya ada jamaah asal Yaman yang sudah lama bermukim di Jizan. Sebelah satunya lagi ada 5 orang anak muda yang pasang tenda mereka ternyata warga Saudi penduduk lokal Mekkah Menurut Hady jamaah Yaman tersebut banyak orang Saudi yang naik haji ala Koboy seperti kami lantaran ongkosnya yang cukup mahal bisa mencapa 7-8.000 sr. menurut berita terakhir ada lebih 1 juta penduduk Saudi termasuk Ekspatriat yang naik haji. Mereka datang ke Mekkah dengan berbagai cara. Mereka pasang tenda plastik warna-warni dibanyak tempat di Arafah. Sekitar jam 11kira-kira satu jam sebelum Dzuhur jamaah masih terus berdatangan. 3 Bus didepan kami terjebak diantara rangsekan jamaah suasana sempat kacau. [caption id="attachment_214127" align="alignright" width="300" caption="pramuka saudi siap bantu jamaah"]
[/caption]
Anak-anak remaja Saudi anggota Pramuka nampak sibuk mereka siap membantu jamaah yang memerlukan pertolongan. Dengan modal peta Arafah mereka mengantar jamaah. Saya lihat banyak jamaah yang tersesat atau terpisah dari rombongan. Mereka juga siap menolong yang sakit mengevakuasi ke rumah sakit terdekat atau menghubungi Ambulan.
Mendekati jam 12 pergerakan jamaah sudah mulai berkurang karena Arafah suda penuh sesak. Bus yang terjebak tadi sama sekali tidak bisa bergerak. Tampaknya jamaah yang mengerjakan haji sudah hadir semua di Arafah.
Kutbah Arafah dari Masjid Namirah terdengar samar sementara jamaah terus memadati tiap jengkal Arafah. Setelah kutbah kemudian dilanjutkan dengan sholat Dzuhur yang di Qashar dan dijama’ dengan sholat Ashar yang juga di qashar kemudian dilanjutkan dengan dzikir dan do’a. [caption id="attachment_214128" align="alignright" width="300" caption="hampir magrib wak ahmad dah siap-siap"]
[/caption] Untuk ukuran kami yang sudah terbiasa dengan cuaca panas Mekkah yang beberapa hari sebelumnya sempat diguyur hujan. Cuaca Arafah hari itu boleh dibilang sejuk. Walau demikian air mancur berupa pipa yang didesain demikiar rupa sehingga menghasilkan hujan gerimis buatan tampak diaktifkan menambah sejuknya udara. Sementara pesawat Helicopter terus berputar di langit Arafah memantau situasi. Saya sempat tidur sebentar. Setelah terjaga segelas teh panas trkatiran mas Hady cukup mengembalikan kebugaran. Sekitar jam 5 sore sebagian jamaah sudah berkemas untuk meninggalkan Arafah. Jam 6 kurang lima menit saat adzan Magrib kami bersama jamaah lainnya mulai bergerak meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah. Saya dan teman-teman mencoba berjalan kaki dari Arafah menuju Muzdalifah seperti yang pernah saya lakoni beberapa tahun yang lalu. Bersama jamaah lainnya berdasarkan pengalaman bejalan kaki dari Arafah ke Muzdalifah lebih cepat sampai ketimbang yang naik kendaraan. [caption id="attachment_214130" align="aligncenter" width="448" caption="pas adzan magrib jamaah bergerak menuju ke muzdalifah"]
[/caption] . bersambung. semua gambar milik ahmad saukani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H