Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Saukani

TERVERIFIKASI

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Jangan Mengeluh, Bersukurlah!

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1347268003281150508

Diawal bulan Puasa kemarin saat bubaran sholat Dzuhur saya ingat betul “pasukan kuning”, mereka petugas kebersihan ada empat orang nampaknya mereka satu tim. Sengatan matahari tidak mereka pedulikan. Dalam keadaan berpuasa mereka terus bekerja menggaru dan memindahkan tumpukan sampah keatas Truk dan mereka harus mengirim tumpukan sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir.

Peristiwa tersebut biasa-biasa aja dan mungkin akan berlalu begitu saja karena itu khan memang tugas mereka. Sampai saya menemukan keluhan seseorang di facebook. Dia mengeluhkan lingkungan pekerjaanya yang tidak nyaman. Dia juga mengeluhkan pimpinannya yang katanya memperlakukannya kurang adil.

Saya rasa dan saya yakin betul banyak orang yang juga pernah mengalami hal yang sama. Merasa pimpinan ditempat kerja tidak berlaku adil. Semua yang kita kerjakan sepertinya selalu salah. Sementara keinginan dan target-target kita dalam hidup selalu gagal kita raih. Orang lain kok begitu mudah mendapatkannya. Dan banyak lagi hal yang membuat kita rasanya orang yang paling susah, orang yang paling tidak beruntung dan orang yang paling sengsara di muka Bumi.

Namun dengan mengeluh sesungguhnya tidak serta-merta kita akan terbebas dari permasalahan. Bahkan dengan mengeluh rasanya hanya akan membuat kita semakin sakit hati, gelisah dan pada akhirnya akan membuat kehidupan kita tidak tenang. Dengan mengeluh juga akan membuat kita lengah lupa bersukur dengan apa yang sudah kita dapatkan.

Seperti saya ilustrasikan diatas. Saya tidak akan mengatakan mereka petugas kebersihan itu susah. Tampaknya mereka senang-senang saja melakoninya. Akan tetapi betapa saya harus bersukur. Betul banyak hal yang membuat saya kecewa. Tapi kalau saya bandingkan dengan saudara-saudara kita diatas, betapa saya jauh lebih beruntung. Saya bisa sholat berjamaah dalam keadaan terbebas dari beban pekerjaan.

Saya juga jadi teringat pesan Ustadz yang menukil hadits Nabi SAW:

[caption id="attachment_204972" align="aligncenter" width="640" caption="kiriman ustadz "][/caption] Rasanya pesan hadits yang dinukil Ustadz masih relevan dengan keluhan teman diatas. Artinya apabila kita merasa kurang beruntung, jangan hendaknya melihat keatas, kapada orang yang tampaknya lebih beruntung. Hendaknya lihatlah kebawah masih banyak orang yang lebih tidak beruntung dari kita. Seperti kata Ustadz, Insha Allah hati kita akan lebih lunak. Kita juga akan terbebas dari ambisi yang berlebihan. Hasad dan dengki terminimalkan. Insha Allah kita akan menjadi orang yang pandai besukur. Dan mudah-mudahan kita akan menjadi orang yang mudah berbagi. Allahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline