Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Saukani

TERVERIFIKASI

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Fenomena Mie Instant (Sisi Lain Mina)

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_142486" align="aligncenter" width="640" caption="tumpukan karton indomie di warung di mina (ahmad saukani)"][/caption] Mie instan produk Indonesia yang satu ini sudah begitu popular di Saudi Arabia. Di Mekkah bisa didapat di mana saja di took-toko Indonesia, di super market sampai di warung arab di kampung-kampung. Anak-anak arab sudah sangat akrab dengan indomie, itu merek mie instant Indonesia tersebut. Para pekerja asing Turky, Mesir dan Filipina banyak pula yang menyukai mie instan satu ini. Seperti di tanah air indomie juga dikemas dalam plastik biasa ada juga dalam gelas yang bisa langsung diseduh. Kini indomie sudah diproduksi di Saudi Arabia. Pabriknya di Jeddah dengan pekerja kebanyakan orang Indonesia. Begitu pula urusan pemasaran dan distribusinya dengan mobil box keliling kota keluar masuk kampung semua orang Indonesia. Di musim haji seperti ini indomie sangat menolong. Selama di Mekkah tidak semua Jamaah haji mendapat katering. Bagi mereka yang mendapat katering tentu tidak ada masalah dengan urusan makan. Tapi bagi mereka yang tidak mendapat katering tentu akan kerepotan dengan urusan makan. Jamaah haji tentu tidak punya banyak waktu untuk mengolah masakan, maka paling praktis mie instan solusinya. [caption id="attachment_142487" align="aligncenter" width="448" caption="indumie dulu ah (ahmad saukani)"][/caption] Ketika jamaah haji harus mabit atau bermalam di Mina sebagai bagian dari kesempurnaan ibadah haji. Mie instant satu inipun punya peran penting untuk urusan isi perut. Tidak akan konsentrasi dan khusuk tentunya beribadah kalau perut keroncongan. Di Mina jamaah haji Indonesia untuk urusan konsumsi ada kateringan. Barangkali tidak semua orang cocok dengan menunya atau mungkin ada yang mau pariasi. Atau mereka yang baru kembali dari melontar belum sempat mendapat jatah. Maka indomie solusinya. Warung-warung resmi disekitar tenda jamaah Indonesia di muasem, Mina selain menjual buah-buahan, teh dengan biskuit dan roti-roti mereka juga siap melayani jamaah dan siapa saja dengan indomie gelas. Dengan hanya 3 saudi real mie siap disantap, perut keroncongan teratasi. Saya sempat melihat 3 orang polisi yang sedang beristirahat dua diantaranya sedang makan mie gelas, tentu mereka bukan tidak mendapat konsumsi barangkali hanya sekedar solusi sementara saja sebelum jatah ransum datang. tentu saja saya tidak berani mengambil gambarnya bisa menjadi perkara besar buat saya. [caption id="attachment_142488" align="aligncenter" width="404" caption="anak-anak pedagang gelaran makan indomie (ahmad saukani)"][/caption] Mina bukan cuma didatangi jamaah haji. Paramedis, Polisi dan Tentara sudah pasti. Para pekerja kebersihan dan pedagang ikut meramaikan. Di Mina selain toko dan warung-warung resmi, pedagang gelaran tersebar ditiap lorong. Perempuan pedagang gelaran, mereka menjual macam-macam pernik hajian ada jilbab, sajadah, tas, perhiasan imitasi dan banyak lagi. Pedagang tersebut kebanyakan perempuan pendatang dari Afrika hitam menggelar dagangannya sambil mengasuh anak-anaknya. Tentu saja mereka juga tidak sempat masak untuk kebutuhan makam terutama anak-anak mereka. Maka solusinya tinggal melangkah ke warung sebelah indomie gelas sebentar siap, urusan selesai. Sampah selama musim haji adalah masalah yang paling rumit buat pemerintah daerah mekkah terutama di mina. Walaupun hampir ditiap sudut jalan di mina disediakan box sampah hidrolik, tapi volume sampah sangat tidak seimbang. Sehingga sampah berserak dimana-mana termasuk sampah kemasan indomie. [caption id="attachment_142490" align="aligncenter" width="448" caption="sumbangan sampah indomie (ahmad saukani)"][/caption] mekkah, november 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline