Setelah Wuquf di Arafah, serta bermalam di Muzdalifah, kami harus melontar jumrah serta bermalam, sedikitnya 2 malam di Mina, dini hari kembali ke rumah (Mekah), sore harinya sudah harus kembali lagi ke Mina, ini kami lakoni dengan berjalan kaki, sungguh sangat melelahkah. Perjuangan di Mina dimulai tanggal 10 dzulhijjah, dengan melontar jumrah Akobah. Untuk mencapai jembatan jumrah, hari itu lebih dari satu kilo meter, harus kami lalui dengan berjalan kaki, dari aziziyah, dimana bus yang kami tumpangi di parkir. Bersama dengan jamaah lain dari Manca Negara yang juga berniat melontar jumrah, sempat bertemu ibu-ibu hajah dari China yang sedang beristirahat, serta jamaah dari Myanmar, mengingatkan kita kepada Aung San Suu Kyi yang baru dibebaskan, konon kaum muslimin di Myanmar mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintahan Junta, semoga setelah bebasnya Suu Kyi, kaum Muslimin Myanmar, bisa menyusul mendapatkan hak-haknya. [caption id="attachment_73900" align="aligncenter" width="300" caption="2 orang jamaah cina, istirahat "][/caption] [caption id="attachment_73901" align="aligncenter" width="300" caption="jamaah haji myanmar"]
[/caption] Kami melontar dilantai 5, lantai teratas jembatan jumrah, dengan 4 buah tenda raksasa, yang dilengkapi blower dan semburan air merupakan gerimis kecil, membuat udara jadi sejuk, cukup mengurangi rasa lelah dan haus. [caption id="attachment_73903" align="aligncenter" width="300" caption="lantai teratas jumrah dengan payung raksasa"]
[/caption] [caption id="attachment_73904" align="aligncenter" width="300" caption="payung raksasa dilengkapi blower air."]
[/caption] Hari kedua, 11 dzulhijah, jalan kaki sekitar 2 KM, melalui terowongan Raja Fahad, kami melontar di lantai 4 jumrah, dilantai 4 ini dilengkapi dengan pendingin udara besar-besar. [caption id="attachment_73905" align="aligncenter" width="300" caption="ke mina lewat terowongan raja Fahad."]
[/caption] [caption id="attachment_73906" align="aligncenter" width="300" caption="naik eskalator ke lantai 4 jumrah."]
[/caption] [caption id="attachment_73907" align="aligncenter" width="300" caption="lantai 4, dilengkapi AC raksasa."]
[/caption] Hari ke tiga, tanggal 12 dzulhijjah, sebelum kami meninggalkan Mina, kembali kami melontar di lantai 4. [caption id="attachment_73908" align="aligncenter" width="300" caption="pemandangan jalan ke jumrah."]
[/caption] [caption id="attachment_73909" align="aligncenter" width="300" caption="depan stasiun mina"]
[/caption] ojeg panen raya. [caption id="attachment_73911" align="aligncenter" width="300" caption="ojeg roda empat panen raya."]
[/caption] [caption id="attachment_73912" align="aligncenter" width="300" caption="sr 100, menghemat tenaga."]
[/caption] [caption id="attachment_73913" align="aligncenter" width="300" caption="satu ojag 5 peminat."]
[/caption] [caption id="attachment_73914" align="aligncenter" width="300" caption="ojeg kursi roda."]
[/caption] Unik-unik dari Mina [caption id="attachment_73915" align="aligncenter" width="300" caption="bercukur setelah melontar hari pertama."]
[/caption] [caption id="attachment_73916" align="aligncenter" width="300" caption="BAKU BOTAK."]
[/caption] [caption id="attachment_73917" align="aligncenter" width="300" caption="tenda-tenda ilegal 1"]
[/caption] [caption id="attachment_73918" align="aligncenter" width="300" caption="tenda ilegal di tengah jalan."]
[/caption] [caption id="attachment_73919" align="aligncenter" width="300" caption="tenda legal USA punya."]
[/caption] [caption id="attachment_73921" align="aligncenter" width="300" caption="tidak perlu hotel berbintang, udah pulas."]
[/caption] [caption id="attachment_73923" align="aligncenter" width="300" caption="sambil nonto TV, di bawah jembatan."]
[/caption] [caption id="attachment_73924" align="aligncenter" width="300" caption="charger bawa sendiri, listrik gratis."]
[/caption] [caption id="attachment_73926" align="aligncenter" width="300" caption="bikin jus jeruk, mandiri."]
[/caption] Pada ahirnya, sampahlah yang tersisa, menunggu armada kebersihan kota. [caption id="attachment_73928" align="aligncenter" width="300" caption="air minum kemasan, sangat bermanfaat, tapi menyisakan sampah."]
[/caption] [caption id="attachment_73930" align="aligncenter" width="300" caption="tumpukan sampah menunggu armada kebersihan."]
[/caption] semua foto koleksi ahmad saukani. mekah, 20 nov 2010.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H