Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragman hayati dunia atau dikenal sebagai negara megabiodiversitas. Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara megabiodiversitas setelah negara Brazil. Hal ini merupakan esensi jangka panjang yang harus dioptimalkan untuk menunjang ketahanan pangan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan Pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 4, ketahanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Ketahanan pangan dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi setiap individu. Konsep ketahanan pangan dilandaskan dari optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam yang terdapat di suatu negara.
Ketahanan pangan yang tidak mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber daya alam dapat memicu terjadinya krisis pangan. Krisis pangan disebabkan dari adanya. Krisis pangan yang terjadi mampu menimbulkan kelaparan. Namun, apabila terjadi dalam jangka waktu yang panjang dapat memicu kelaparan berulang hingga kematian. Oleh karena itu, dibutuhkan peran generasi muda dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Generasi muda merupakan aset yang dimiliki bangsa untuk mengatasi berbagai permasalahan, salah satunya krisis pangan. Generasi muda dapat menyumbangkan idenya dalam menciptakan berbagai inovasi untuk ketahanan pangan. Generasi muda pun dapat ikut serta di dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia secara berkelanjutan bersama dengan masyarakat lokal. Selain itu, generasi muda juga dapat melakukan gerakan masyarakat untuk menangani berbagai isu global.
Salah satu upaya untuk meningkatkan keikutsertaan generasi muda di dalam mengatasi krisis pangan dapat diimplementasikan pada pembelajaran. Pada pembelajaran geografi di dalam materi ketahanan pangan, peserta didik kelas XI Peminatan Geografi C membuat inovasi produk untuk mengatasi krisis pangan yang terjadi di Indonesia. Peserta didik membuat inovasi produk yang berbahan dasar utama dari umbi-umbian serta bahan pendukung lainnya seperti daging, susu, keju, dan lain-lain. Adapun beberapa hasil produk inovasi yang dihasilkan oleh peserta didik kelas XI Peminatan Geografi C, yakni Pantang, Random Potato Cheese Balls, Liberesur Cassiva, serta Pizza Kentang.
Pembuatan produk inovasi juga memperhatikan nilai gizi. Produk inovasi ini dapat diolah secara sederhana maupun modern. Hal ini juga mempermudah masyarakat ketika terjadi krisis pangan. Selain itu, teknik pengolahan produk inovasi yang dilakukan juga tidak mengurangi nutrisi yang terkandung di dalamnya.
Berbagai inovasi produk tersebut mampu diimplementasikan pada daerah yang mengalami krisis pangan. Produk inovasi Liberesur Cassiva cocok diimplementasikan pada daerah dataran rendah yang berpotensi untuk ditanami singkong dan terdapat kegiatan peternakan. Sedangkan, produk inovasi Pantang, Random Potato Cheese Balls, Liberesur Cassiva, dan Pizza Kentang dapat diimplementasikan di daerah dataran tinggi yang menunjang penanaman tumbuhan kentang.