Lihat ke Halaman Asli

12 Putri Menari

Diperbarui: 28 Maret 2024   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://wallpapercave.com/fantasy-castle-wallpaper

Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang rajanya kaya raya. Raja ini memiliki 12 orang putri. Ia sangat menyanyangi keduabelas putrinya, tanpa pilih kasih. Ia selalu melindungi mereka. Oleh karena itu, mereka tidak pernah luput dari pengawasan Sang Raja. 

Suatu ketika, Raja mendapati sepatu keduabelas putrinya tampak kusam dan berlubang, mereka seperti menari semalaman. Padahal, ia selalu memberikan sepatu baru setiap harinya dan memeriksa mereka sebelum mereka tidur. Mereka juga tidur di satu kamar yang sama, sehingga tidak memungkinkan adanya kesalahan dalam pemeriksaan. Raja merasa ini adalah sebuah kejanggalan. Akhirnya, Raja memutuskan untuk mengunci pintu kamar keduabelas putrinya dan memerintahkan pengawal untuk berjaga di depan kamar para putri karena Raja berasumsi keduabelas putrinya pergi ke luar istana di malam hari. 

Keesokan paginya, raja memeriksa sepatu keduabelas putrinya. Ternyata, kondisi sepatu mereka sekarang sama dengan kondisi sepatu mereka sebelum pintu kamar mereka dikunci dan dijaga oleh pengawal, kusam dan berlubang. Raja semakin bingung dan heran. Ia sangat yakin bahwa pengawalnya tidak akan membiarkan keduabelas putrinya ke luar istana pada malam hari. Pintu kamar mereka juga sudah dikunci. Lantas, kenapa keadaan kondisi sepatunya sama. Raja sangat khawatir.

Menyerah, Raja akhirnya mengadakan sayembara, seperti Raja pada umumya. Jika siapapun itu bisa mengungkapkan kepada Raja apa yang dilakukan oleh keduabelas putrinya di malam hari, Raja akan menikahkanya dengan salah satu putrinya (laki-laki) dan memberinya hadiah apapun itu yang diinginkan (perempuan). Namun, Raja hanya memberikan waktu tiga hari. Jika tidak terungkap dalam tiga hari, Raja akan menghukum mati orang tersebut.

Para pengawal segera menyebarkan pengumuman ini ke seluruh pejuru negara dengan harapan semakin banyak orang yang akan berpartisipasi dalam sayembara ini, semakin cepat terungkap apa yang dilakukan keduabelas putri Raja di malam hari. 

Datanglah seorang pangeran dari negara tetangga, ia menyanggupi sayembara ini. Pada hari pertama, pangeran tertidur karena putri bungsu memberikannya anggur merah dengan obat tidur di dalamnya. Hari kedua juga berlangsung demikian hingga hari ketiga. Akhirnya, pangeran terhukum mati oleh Raja. 

Setelah itu, banyak pria-pria datang dan mengikuti sayembara itu. Sayang seribu sayang, mereka berujung menjadi mayat karena gagal mengungkapkan apa yang dilakukan para putri di malam hari dan tertidur. Hal ini menjadikan Raja harus menghukum mati banyak sekali orang. Raja merasa gelisah karena keputusannya, tetapi juga merasa khawatir dengan apa yang dilakukan oleh keduabelas putrinya di malam hari.

Sementara itu, di pelosok desa jauh dari kerajaan, ada seorang pemuda yang sedang tidak memiliki pekerjaan. Ia adalah mantan prajurit perang. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke istana dengan harapan Raja akan memberinya pekerjaan karena ia sudah mengabdi lama kepada kerajaan. 

Di tengah perjalaan menuju istana, belanjaan seorang nenek tumpah dari wadahnya dan berceceran di jalan. Pemuda tersebut melihatnya dan membantu nenek tersebut untuk memunguti belanjaannya. Sang Nenek bertanya kepada pemuda tersebut tujuan perjalanan Sang pemuda. Dengan jujur, pemuda tersebut mengatakan bahwa ia akan pergi ke istana untuk melamar pekerjaan. 

Sang Nenek kaget akan tujuan Sang Pemuda, Sang Nenek mengira pemuda ini akan mengikuti sayembara yang dibuka oleh kerajaan. Pemuda tersebut juga baru tahu bahwa kerajaan menyelenggarakan sayembara. Akhirnya, Sang Pemuda memutuskan untuk mengikuti sayembara tersebut. Mengetahui niat Sang Pemuda, Sang Nenek berpesan untuk tidak meminum apapun yang disuguhkan oleh para putri dan pemuda tersebut diberikan jubah ajaib milik Sang Nenek yang bisa membuat Sang Pemuda tidak terlihat secara kasat mata.

Sesampainya di istana, Raja memberikan izin kepada pemuda tersebut untuk mengawasi keduabelas putrinya. Hari pertama berlalu seperti kebanyakan pria-pria yang mengikuti sayembara, tertidur. Begitupun dengan malam kedua. Raja sudah menanyakan hasil pengamatan Sang Pemuda di hari kedua. Sang Pemuda mengatakan bahwa ia belum mendapatkan apa-apa. Jawaban Sang Pemuda dihadiahi dengan ancaman hukuman mati dari Sang Raja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline