Lihat ke Halaman Asli

Manda Fatona Ambarwangi

Universitas Sumatera Utara

Seputaran LGBT

Diperbarui: 22 Desember 2022   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manda Fatona Ambarwangi || Dr. Dra. Gustianingsih, M.Hum

Apa sebenarnya LGBT itu?
LGBT atau GLBT adalah akronim dari "lesbian, gay, biseksual dan transgender". Istilah ini digunakan sejak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay" karena istilah ini dianggap lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan. Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang berdasarkan orientasi seksual serta identitas seksualitas dan gender". Terkadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual atau tidak memiliki ketertarikan seksual terhadap lawan jenisnya, bukan hanya homoseksual, biseksual atau transgender. Maka dari itu, sering kali huruf 'Q' ditambahkan agar queer (seseorang yang tidak memiliki kepastian makna dan semangat penyimpangan sosial yang dikandungnya) dan orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka juga terwakili.

Apakah LGBT ini merupakan penyakit dan dapat menular?
LGBT bukanlah penyakit. Pada tahun 1990, WHO (World Health Organization) tidak lagi mendiagnosa homoseksual sebagai gangguan seksual atau gangguan mental. Tepatnya berdasarkan ICD-10, WHO menghapus diagnosa homoseksual dari klasifikasi penyakit dan lebih dianggap sebagai jenis orientasi seksual. Bahkan dalam ICD-10 ini secara eksplisit juga menyatakan bahwa orientasi seksual tidak dianggap sebagai suatu gangguan. Atas pandangan tersebut, maka dapat dipahami bahwa LGBT tidak termasuk dalam klasifikasi penyakit dan juga bukan sesuatu yang bisa menular atau ditularkan.

Apa saja orientasi seksual dan gender pada LGBT?
1.Lesbian
Menggambarkan seorang perempuan yang memiliki ketertarikan seksual terhadap sesama jenisnya atau seseorang yang mengidentifikasi dirinya dalam gender perempuan. Artinya, seorang transpuan atau seseorang yang berjenis kelamin pria, tetapi mendefinisikan dirinya sebagai perempuan juga bisa dikatakan sebagai lesbian ketika tertarik terhadap transpuan lain atau individu dengan jenis kelamin perempuan.
2.Gay
Istilah ini sering kali dikaitkan dengan seorang laki-laki yang menyukai sesama jenisnya, padahal lesbian juga termasuk ke dalam gay. Hanya saja dibedakan untuk perempuan penyuka sesama jenis disebut lesbian dan untuk pria penyuka sesama jenis disebut gay.
3.Biseksual
Biseksual menggambarkan ketertarikan seseorang pada setiap gender, tidak hanya perempuan atau laki-laki, tetapi juga transgender, gender biner, nonbiner dan lain-lain.
4.Transgender
Merujuk pada setiap orang yang memiliki ekspresi gender (sifat maskulin dan feminin) yang berbeda dari gender yang ia miliki sedari lahir. Seseorang bisa mendefinisikan dirinya sebagai transgender terlepas dari apakah ia sudah melakukan operasi ganti kelamin atau terapi hormon. Begitu pun dengan individu yang telah melakukan perubahan identitas secara formal, menyangkut nama dan jenis kelamin.
5.Queer
Istilah queer ada dalam LGBTQIA atau LGBTQ+ yang menunjukkan identitas spesifik pada individu yang tidak termasuk ke dalam kategori cisgender (seseorang yang mengidentifikasi gendernya sesuai dengan jenis kelaminnya sedari lahir) atau heteroseksual (menyukai lawan jenis). Bisa dibilang, queer adalah seseorang yang tidak memiliki kepastian makna dan semangat penyimpangan sosial dan seksual yang dikandungnya.
6. + (plus)
Tanda + (plus) pada singkatan LGBTQ+ merangkum orientasi seksual dan identitas gender yang tidak termasuk dalam orientasi seksual dan gender pada LGBT diatas. Berikut beberapa jenisnya:
*Nonbiner: seseorang yang tidak merujuk secara eksklusif pada gender pria ataupun wanita.
*Aseksual: individu yang tidak sama sekali atau sedikit memiliki ketertarikan seksual pada orang lain meskipun bisa mengalami ketertarikan secara romantis.
*Interseks: istilah interseks merujuk pada inividu yang terlahir dengan karakter biologis (hormon, kode genetik, dan jenis kelamin) yang bervariasi. Hal ini menyebabkan tubuhnya tidak bisa digolongkan ke dalam tubuh perempuan atau laki-laki.
*Panseksual: ketertarikan seksual, romantis atau emosional pada individu lain yang memiliki kepribadian tertentu, terlepas apapun gender atau orientasi seksualnya.

Lalu apa sajakah faktor penyebab seseorang mengalami perbedaan orientasi seksual dan gender?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama 50 tahun terakhir, hingga saat ini para ahli pun belum dapat menjelaskan secara pasti penyebab penyimpangan seksual atau LGBT. Sedangkan untuk identitas gender, hal ini berhubungan dengan psikologi seseorang tersebut. Perlu dicatat, belum ada konsensus (kesepakatan) di antara peneliti yang menyatakan perbedaan orientasi seksual dan gender dalam LGBT berkaitan dengan penyakit jiwa, trauma psikologis atau gangguan seksual. Namun, laporan dari Association for Psychological Science yang merangkum berbagai hasil riset, menunjukkan ada beberapa faktor yang kemungkinan menjadi faktor penyebab penyimpangan seksual atau LGBT. Berikut beberapa faktor tersebut:
 
1.Setiap orang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda memiliki perasaan non- heteroseksual atau ketertarikan seksual di luar dari sesama jenis. Karakter ini setidaknya muncul dalam persentase kecil tapi tetap berpengaruh.
2.Orientasi seksual pada laki-laki dan perempuan bisa dipengaruhi dengan faktor yang berbeda. Pada laki-laki, orientasi seksual lebih cenderung berkaitan dengan pola rangsangan seksual dibandingkan perempuan.
3.Faktor biologis termasuk hormon di masa kehamilan dan profil genetik bisa menentukan orientasi seksual seseorang. Meski begitu, hal ini tidak selalu terjadi pada setiap orang.
4.Dari bukti yang ada, para ahli menduga faktor biologis dan lingkungan sosial saling terkait untuk mempengaruhi orientasi seksual seseorang.
5.Penemuan penelitian tidak dapat mendukung konsep bahwa seseorang bisa mempelajari atau diajarkan untuk memiliki orientasi seksual tertentu.
6.Masih sedikit temuan yang memperkirakan orientasi seksual yang berbeda dari heteroseksual menjadi semakin banyak seiring dengan meningkatnya toleransi sosial.

Para ahli juga memahami bahwa orientasi seksual lebih bersifat seperti spektrum atau bisa berubah dibandingkan sebuah kualitas yang absolut (tetap). Ada individu yang berada di sisi yang cenderung heteroseksual, adapula yang di tengah atau di sisi berlawanan yaitu spektrum gay. Oleh karena itu, seseorang mungkin bisa mengalami perubahan orientasi seksual sepanjang hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline