MENYIKAPI PERTIKAIAN
Dalam kehidupan sebagai makhluk ciptakan Tuhan, manusia tentu tidak bisa menjalani hidup dan kehidupannya secara mandiri! selalu ada keterbatasan terhadap beberapa hal dan hal tersebut baru akan bisa kita peroleh jika ada orang lain yang mengerjakannya.
Seorang manusia butuh tempat bersandar setelah berpijak dibumi. Tentu dengan bersandar pada suatu sandaran maka akan lebih kuat pijakannya serta lebih meningkat percaya dirinya sehingga akan tercapailah segala yang dicita-citakan.
Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, ada laki-laki dan ada perempuan yang pada hakikatnya adalah dicitaptakan dalam keadaan berbeda seperti itu adalah untuk saling melengkapi dan tolong menolong dalam segala urusan. Mulai dari urusan pokok manusia seperti memenuhi kebutuhan kesehariannya seperti makan dan tempat tinggal, mutlak manusia tidak bisa mendapatkan atau melakukannya seorang diri.
Manusia sebagai makhluk sosial sehebat dan sekuat-kuatnya seorang laki-laki lambat laun pasti menemukan titik jenuh jika hidup seorang diri saja. Hal ini terlihat dari nenek moyang nya manusia yakni Adam (nabi) yang merupakan manusia pertama diciptakan oleh Allah swt. Adam yang hidup dengan segala karunia tuhan, ketika berada ditamannya surga. Segala keperluannya untuk hidup disediakan Tuhan dan dapat dinikmati sepuas dan sebebas-bebasnya. Mulai dari makan buah-buahan langsung dari pohonnya atau meneguh air yang jernih yang mengalir di sungai-sungai surga. semua itu merupakan karunia yang bersar dari Tuhan.
Namun nyatanya adam merasa ada yang kurang ditengah makanan dan minuman yang bertebaran disekitarnya. Benarlah adam akhirnya merasa jenuh dalam kesendirian, yang ia butuh ada seseorang yang menemani dia menikmati keindahan surga ketika itu. Maka Tuhan maha mengetahui akan kebutuhan adam kala itu, maka diciptakanlah manusia yang bernama Hawa sebagai teman pelipur lara. Semenjak itu kehidupan adam menjadi berwarna dan pandangannya pun berbunga-bunga. Kini Adam ada teman tempat bercerita dan berbagi kebahagiaan bersama-sama didalam surga.
Dalam kehidupan nyata antara satu individu dengan individu lainnya ketika saling berinteraksi dan berkomunikasi mereka akan menemukan kebahagiaan yang diinginkan. Tapi tak jarang ditengah-tengah perjalanan kehidupan bersosial akan ada saja kesalah fahaman yang akhirnya berujung pada pertikaian. Pertikaian semacam ini pernah dialami oleh generasi pertama dari adam dan hawa. Antara qabil dan habil ketika telah berada dibumi mereka hidup dan melangsungkan kehidupan bersama-sama. Qabil dan Habil bersaudara dan masing-masing mereka memiliki saudari-saudari.
Seperti halnya adam dan hawa, qabil dan habil pun sama-sama membutuhkan seorang pendamping yang cantik indah dipandang. Singkat cerita qabil dan habil ditakdirkan berjodoh dengan system silang kala itu.
Yakni qabil memiliki saudari dan habil juga memiliki saudari. Dari perjodohan inilah mulainya timbul pertikaian.
Masing-masing mereka qabil dan habil bertikai mempertahankan dan memperebutkan saudari-saudari mereka yang cantik rupa. Sampai pada akhirnya terjadi tragedi yang mengakibatkan salah satu dari mereka harus kehilangan nyawanya.
Berkaca dari kisah perjalanan hidup anak keturunan adam dan hawa tersebut, manakala muncul pertikaian lantaran ketidak sepahaman antar individu atau antar kelompok. Maka sebagai pihak penengah bagaimana seseorang harus bersikap.