Lihat ke Halaman Asli

Ohh Ternyata Orang Jepang Itu Tidak Sepintar yang Kita Pikirkan

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bagi saya  untuk bekerja di perusahaan asing, maklum baru bulan 11 di tahun 2013 yang lalu saya diwisuda.  Tepatnya di awal bulan 12 di tahun 2013 saya mendapat tawaran untuk bekerja di salah satu perusahaan konstruksi (Daerah) di ibu kota. Berbekal surat keterangan tanda lulus (SKTL) dan transkrip nilai sementara saya pun berangkat ke ibu kota untuk mengiyakan tawaran tersebut. Awalnya sih saya kaget juga karena di perusahaan tersebut banyak orang jepangnya, lama-lama saya paham kalau perusahaan tempat saya diterima bekerja ini sebenarnya perusahaan konstruksi asing yang joint operation dengan perusahaan konstruksi (daerah). Dan saya juga merasa sedikit  minder bekerja dengan karyawan lokal yang umumnya alumni dari perguruan tingggi negeri dan swasta di jakarta ini (maklum saya alumni ptn daerah sumut hehe). Belum lagi harus berinteraksi (berbahasa inggris) dengan pimpinan yang sebagian besar merupakan orang jepang. Tapi ya dengan semangat dan tekad untuk bisa survive dan berhasil saya pun tetap percaya diri dalam bekerja. 2 bulan saya bekerja di perusahaan ini, saya mulai paham dengan sifat dan karakter orang-orang jepang (setidaknya dengan apa yang saya lihat dan rasakan). Saya merasa sedikit bingung, banyak orang indonesia yang percaya kalau orang-orang jepang itu merupakan orang-orang yang pintar, tapi kok saya merasa tidak. Saya merasa mereka (jepang) itu biasa saja kok, tidak terlalu pintar, bahkan dibanding dengan karyawan ataupun pimpinan lokal (indonesia) mereka itu biasa saja, bahkan saya berani berkata bahwa orang indonesia yang bekerja di tempat saya bekerja lebih efektif dan lebih pintar daripada mereka. Itu terbukti dari cara kerja dan program kerja yang mereka miliki di perusahaan ini. Jika saya bandingkan, karyawan/staf lokal bekerja dengan mengkombinasikan ilmu teori dan pengalaman kerja, sedangkan untuk karyawan/staf jepang lebih mengandalkan teori dan metode (bersifat lebih kaku) dalam bekerja . Tidak ada yang salah jika mereka (jepang) mengandalkan teori dan metode, tetapi pada nyatanya hasil kerja jauh lebih baik dan lebih cepat dengan mengkombinasikan ilmu teori dan pengalaman kerja.

Disisi lain juga yang saya rasakan ketika bekerja di perusahaan (asing) ini, saya masih melihat dan merasakan dimana orang-orang jepang (staf/pimpinan) cenderung menganggap sepele/ kecil terhadap kemampuan staf lokal (indonesia). Bagi saya itu tidak jadi masalah besar, karena semakin mereka menganggap saya kecil maka semakin saya meningkatkan kinerja dan kualitas kerja saya, yang pada akhirnya mereka mengakui keberadaan saya. Berdasarkan apa yang saya rasakan itu lah maka saya berani mengatakan bahwa orang jepang itu tidak lebih pintar dari orang indonesia.

Tetapi, untuk masalah loyalitas, kerajinan dan keuletan kerja maka dengan yakin saya menyatakan bahwa mereka (staf/pimpinan jepang) jauh lebih unggul dibanding kita (staf/pimpinan lokal indonesia). Karena sampai detik saya menulis cerita ini pun saya masih bingung gimana mereka (staf/pimpinan jepang) bisa tidur hanya 3-4 jam sehari. Karena kita bekerja di proyek, maka jam kerja dimulai pukul 7 pagi-4 sore. Teorinya sih pulang kerja pukul 4 sore, tapi nyatanya umumnya pulang diatas pukul 7 malam. Bagi staf lokal (indonesia) pulang pukul  7 - 8 malam itu merupakan hal yang mengerikan, belum lagi ditambah dengan jalanan ibukota yang macetnya luar biasa. Sedangkan bagi mereka (staf/pimpinan jepang) tidak lazim bagi mereka untuk pulang dibawah pukul 12 malam. Dan umumnya mereka (staf/pimpinan jepang) selalu  pulang diatas pukul 12 pagi bahkan pukul  02 pagi, dan sebelum pukul 07 pagi mereka sudah mengantor (lagi). Terkadang saya suka berpikir, mereka ini sebenarnya manusia apa monster sih kok bisa-bisanya tidur cuma 3-4 jam sehari, jarang sakit lagi.

Jadi Kesimpulannya:

Orang-orang Indonesia umumnya terlahir dengan kemampuan berpikir lebih baik dibanding orang-orang jepang. Hanya saja sifat malas dan tidak mau berusaha membuat kita (orang-orang Indonesia) ini jauh tertinggal dari mereka. Dan sebaliknya, mereka (orang-orang jepang) yang kemampuan berpikirnya tidak lebih baik dari orang-orang Indonesia terlahir dengan semangat dan keuletan yang membuat negara mereka bisa maju seperti sekarang ini.

Akhir kata, benar apa yang pernah dikatakan Albert Einstein bahwa "Kesuksesan ditentukan 99% kerja keras dan 1% kejeniusan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline