Lihat ke Halaman Asli

Berebut Shaf Paling Depan ---> Riya'

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :
“Kalau seandainya manusia mengetahui besarnya pahala yang ada pada panggilan (azan) dan shaf pertama kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan undian maka pasti mereka akan mengundinya. Dan kalaulah mereka mengetahui besarnya pahala yang akan didapatkan karena bersegera menuju shalat maka mereka pasti akan berlomba-lomba (untuk menghadirinya). Dan kalaulah seandainya mereka mengetahui besarnya pahala yang akan didapatkan dengan mengerjakan shalat isya dan subuh, maka pasti mereka akan mendatanginya meskipun harus dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari no. 69 dan Muslim no. 437)

Saya selalu berusaha untuk tidak hanya mengartikan hadist secara tersurat, tetapi lebih kepada yang tersirat. Termasuk juga dalam hadist keutamaan shaf pertama tersebut. Saya melihat banyak penyimpangan akibat cara penafsiran secara tersurat tersebut, yaitu antara lain:


  1. Adanya orang-orang yang datang belakangan tapi tega melangkahi orang lain karena ingin berada di shaf pertama.
  2. Adanya tempat yang dikosongkan untuk para pejabat di shaf pertama.


Saya meyakini bahwa keutamaan shaf pertama bukan semata-mata karena posisinya, tetapi lebih kepada manfaat datang lebih awal di masjid. Orang yang datang lebih awal menunjukkan niat yang lebih besar dalam beribadah, kemudian dia bisa memanfaatkan waktu luangnya untuk sholat sunah, berdzikir, bertakafur, beritikaf, atau mengaji dan kegiatan beribadah lainnya. Dan juga bisa mencari posisi yang lebih baik dalam mendengarkan khotbah. Menempati shaf pertama juga menunjukkan ketaatan atas perintah merapikan shaf. Ini berpengaruh kepada kesempurnaan shalat berjamaah. Juga agar tidak menghalangi orang yang baru datang ke masjid, karena dahulu pintu masjid umumnya berada bagian belakang.

Nah untuk penyimpangan seperti 2 macam di atas, saya menganggapnya itu disebabkan karena:


  1. Kurang pemahaman manfaat sebenarnya dari shaf pertama. Orang yang datang terlambat, tidak seharusnya berada di tempat paling depan, biarpun dia seorang pejabat penting. Kalau tidak dapat tempat, sepantasnya dia sholat di luar saja di bawah terik matahari. Karena menempati shaf pertamapun tidak ada manfaatnya bagi dia. Malahan hanya mengganggu orang lain saja.
  2. Riya', ini yang paling berbahaya. Sangat dikhawatirkan jika rasa inilah yang ada di hati orang-orang yang ingin berada di shaf terdepan. Seolah-olah yang berada di shaf terdepan orang-orang pilihan yang dekat dengan Tuhan. Bangga merasa lebih baik dari orang-orang lainnya. Perasaan ini yang paling mungkin menghinggapi para pejabat yang disediakan tempat khusus di depan. Dan para pengurus masjid yang menyediakan tempat khusus berarti ikut andil dalam perbuatan ini. Wallahu a'lam.


Berangkat lebih awal dan duduk di shaf terdepan adalah sangat dianjurkan. Tetapi munculnya riya' harus selalu diwaspadai dan dimohonkan kepadaNya agar terhindar darinya. Dan jika ternyata sifat riya' ini tidak bisa dihilangkan atau dikendalikan, maka lebih baik jika untuk sementara tidak usah duduk di shaf pertama. Karena riya' akan menghanguskan segala amal ibadah kita. Bahkan bisa menghanguskan rasa keimanan kita. Wallahu a'lam.

Mohon maaf jika ada salah kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline