Cemilan'e Ifa merupakan salah satu UMKM di kabupaten Madiun, tepatnya di Wonoasri yang menyediaan beberapa kuliner berupa camilan tradisional. Cemilan'e Ifa menyediakan susu kedelai yang di produksi fresh setiap hari. Selain susu kedelai yang menjadi andalan, Cemilan'e Ifa juga membuat pempek, wingko babat, sari kacang hijau dan jus buah.
UMKM "Cemilan'e Ifa" memiliki latar belakang yang menarik. Berdiri pada tahun 2021 di tengah gelombang pandemi COVID-19, usaha ini mencuat sebagai respons adaptif terhadap kondisi sulit yang dihadapi. Ibu Nurhayati, pendiri UMKM ini, dengan berani memulai bisnis makanan di Desa Wonoasri, Kabupaten Madiun, sebagai upaya untuk mengatasi penurunan pendapatan selama pandemi. Dengan modal kecil dan dukungan keluarga, perjalanan usaha ini dimulai dari usaha kecil yang terbantu dengan peralatan sederhana. Memanfaatkan media WhatsApp sebagai alat promosi, kesuksesan dalam memuaskan pelanggan menggiring perkembangan usaha ini dari makanan hingga minuman. Kini, Cemilan'e Ifa tumbuh pesat dengan penjualan online melalui sistem COD dan offline di acara car free day, menjangkau berbagai kalangan konsumen dari anak-anak hingga dewasa. Kelebihan besar adalah fleksibilitasnya dalam menerima pesanan dan pengiriman yang dilakukan dengan responsif.
Camilan'e Ifa yang beralamat di Wonoasri RT 05 RW 03 Desa Wonoasri, Kab. Madiun menyediakan susu kedelai dengan brand name "Mak Nyus" yang di jual dengan harga mulai dari Rp. 5.000/350ml Untuk cemilan tradisional lainnya sementara ini hanya di produksi jika ada pesanan saja. Namun tak jarang membuat stok jajan seperti pempek yang dapat di freezer dan tahan beberapa minggu.
Metode penelitian yang digunakan untuk kegiatan pendampingan terhadap UMKM "Susu Kedelai Maknyus" memiliki serangkaian tahapan yang terstruktur. Tahap awal mencakup observasi, langkah pertama wawancara dengan pemilik usaha untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi UMKM. Setelah melakuakan wawancara di dapati beberapa masalah seperti, kurangnya inovasi terhadap produk, kurangnya pemahaman pemasaran digital, dan kurangnya pemahaman membuat pembukuan. Langkah selanjutnya adalah melakukan pemetaan masalah serta pembagian tugas di antara anggota tim. Tahapan berikutnya adalah implementasi dari pendampingan yang telah direncanakan sebelumnya. Selama fase ini, mahasiswa melakukan pendampingan langsung terhadap UMKM dengan menerapkan solusi-solusi yang telah mereka rancang. Akhirnya, tahap evaluasi dilakukan bersama dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) untuk mengevaluasi efektivitas solusi yang diimplementasikan serta dampak yang dihasilkan bagi UMKM "Susu Kedelai Maknyus".
Kemudian dari respon pemilik sangat positif karena diadaknnya pemasaran melalui digital seperti Go Food, Instagram, Status Whatsapp, dll. Hal ini sangat membantu promosi dan sangat terbantu di branding produk susu kedelai dengan brand "Maknyus". Semua ini tak luput atas bimbingan dosen pendamping yaitu Ibu Rollis Ayu Ditasari, S.E., M.Ak, tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Mbak Ifa selaku pemilik, yang mengizinkan kami melakukan pengabdian masyarakat dalam program pendampingan dan pengembangan UMKM di "Cemilan'e Ifa" kami mendapatkan ilmu dan wawasan baru mengenai membangun bisnis kuliner.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H