Tangsel
Sebagai kota metropolitan, Tangerang Selatan mengalami kemajuan yang luar biasa cepat dibandingkan kota-kota di provinsi Banten. Bahkan percepatan ini membuat kehidupan masyarakat yang tadinya sederhana terpaksa mengikuti arus jaman.
Dibalik kemajuan ini tentu saja ada permasalahan-permasalahan yang timbul sebagai efek bagi kehidupan masyarakatnya. Salah satu diantaranya terkait dengan penularan penyakit HIV AIDS yang memperngaruhi tingkat kesehatan masyarakat.
Hal ini membuat pemerintah kota Tangerang Selatan selalu berupaya keras untuk menekan dan mencegah peningkatan penyaluran HIV AIDS. Meski demikian tidak dapat dipungkiri bahwa semuanya tergantung dari individunya juga.
Jika kita menelisik lebih dalam, Dinas Kesehatan Tangsel bahkan menyebutkan bahwa tingkat penularan HIV AIDS saat ini termasuk mengkhawatirkan dan perlu diwaspadai supaya tidak meningkat drastic.
Pemakaian jarum suntik yang bergantian bagi pengguna narkoba serta gonta-ganti pasangan seks merupakan faktor penyebab terbesar terjadinya penularan ini. Selain itu juga pemahaman masyarakat yang minim tentang HIV AIDS ini, turut menyumbang tingkat kekhawatiran.
Penegasan ini diperkuat oleh Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Tangsel Dr.M.Rusmin ketika ditemui di Witana Hardja Pamulang. Rusmin menyebutkan bahwa HIV AIDS termasuk virus yang menyerang imunitas tubuh dan saat ini penyebarannya di Tangerang Selatan mengkhawatirkan.
Dinas Kesehatan selalu berupaya keras untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat Tangsel tentang bahaya penularan HIV AIDS ini. Namun seringkali petugas penyuluh dalam memberikan penyuluhan terkesan tidak menyampaian gambaran menakutkan penyakit HIV AIDS ini.
Selain itu ternyata dilingkungan kerja diantara karyawan juga dapat menyebabkan penularan penyakit ini. Hal ini dijabarkan oleh Kepala Seksi K3 Dinas Ketenagakerjaan Tangsel Siswanto yang menyebutkan bahwa ditempat kerja juga bisa terjadi penularan HIV AIDS.
Jika diantara karyawan terjadi kisah kasmaran hingga saling menyatakan kasihnya dengan tindakan seksual ada kemungkinan bisa tertular. Terlebih jika bukan dengan pasangan resminya atau bergantian pasangan. Karyawan bukan saja harus diberikan pemahaman tentang bahaya HIV AIDS tapi juga diberikan perlindungan oleh perusahaan.
“ Perlindungan pekerja sebenarnya bukan terbatas pada bahaya peralatan kerja saja namun juga terhadap pribadi karyawan juga. Bahaya penularan HIV AIDS bisa terjadi di tempat kerja dan diantara pekerja. Dibutuhkan upaya bersama antara Dinas dan perusahaan dan memberikan pemahaman perlindungan kerja dari penularan HIV AIDS kepada karyawan perusahaan, “ ujar Siswanto seraya menyelesaikan pekerjaan di kantor Dinsosnakertrans Leguti Tangsel.
Menurut Siswanto Banten termasuk provinsi kedua terbanyak penularan HIV AIDS se-Indonesia, dan kota Tangerang Selatan termasuk yang sangat mengkhawatirkan dan waspada penyebarannya. Perlunya kerjasama bukan saja dari Dinas namun juga dari perusahaan dan tokoh masyarakat dalam menekan dan mengurangi penyebaran serta penularan HIV AIDS ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H