Lihat ke Halaman Asli

Krisis Pangan, Salahkan Iklim?

Diperbarui: 21 Februari 2024   19:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Ilustrasi gandum (Photo by TymurKhakimov via pexels) 

Dewasa ini, dunia sedang mengalami banyak permasalahan terutama di bidang lingkungan. Salah satu permasalahan di bidang lingkungan adalah krisis pangan. Apa itu krisis pangan? 

Oke, kita mulai dengan arti krisis, krisis adalah peristiwa yang sedang mengarah pada situasi yang tidak stabil dan berbahaya yang memengaruhi individu, sementara menurut Pasal 1 Angka (1) UU Pangan, "Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. 

Jadi jika digabungkan krisis pangan adalah kondisi kelangkaan pangan yang dialami oleh sebagian besar masyarakat di suaatu wilayah yang disebabkan oleh kesulitan distribusi pangan, dampak perubahan iklim, dan bencana alam."

Salah satu penyebab dari krisis pangan adalah adanya perubahan iklim. Perubahan iklim ini terjadi secara signifikan dalam periode waktu tertentu. Perubahan iklim ini mencakup perubahan suhu yang drastis, curah hujan, dan pola angin. 

Kita ambil saja contoh perubahan curah hujan. Curah hujan yang tidak menentu dapat membuat tanaman tertentu gagal panen, contohnya padi. Padi membutuhkan pasokan air yang cukup agar tumbuh baik hingga panen. 

Padi membutuhkan waktu sekitar 3- 4  bulan setelah penanaman untuk dapat dipanen, biasanya padi ditanam pada musim penghujan, berkisar dari bulan Oktober hingga Maret. Jadi pada saat itulah petani menanam padinya, tetapi dengan perubahan iklim yang signifikan, membuat cuaca sulit untuk diprediksi. Hal ini menyebabkan petani sulit untuk menanam padi, terutama bagi yang bergantung pada alam. Jika hal ini terus menerus terjadi, maka dapat menyebabkan krisis pangan.

Di Indonesia, berbagai peristiwa gagal panen akibat cuaca ekstrim semakin sering ditemukan. Masyarakat harus menanggung biaya lebih untuk memperoleh pasokan karbohidrat, protein, dan serat. 

Sementara, lonjakan harga pangan, tidak pernah benar-benar mendatangkan kesejahteraan bagi petani. Petani, justru ikut menderita kerugian karena hasil panen yang tidak maksimal. 

Sementara, mereka harus tetap menanggung biaya produksi yang semakin tinggi. Ketika ketahanan pangan tidak ada, maka memyebabkan bencana kelaparan di sejumlah wilayah. 

Hal tersebut bisa diakibatkan karena masyarakat tidak mampu membeli bahan pangan yang mahal akibat jumlah penawaran yang ada lebih sedikit dibandingkan permintaan yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam bahasa sederhananya, jika persediaan/penjualan bahan pokok sedikit, sedangkan yang mau membeli banyak, maka harga bahan pokok akan meningkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline