Lihat ke Halaman Asli

Cara Mengambil Keputusan Berdasarkan Logika Atau Rasional

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap manusia tidak akan pernah lepas dari sebuah permasalahan yangmembuat manusia berpikir bagaimana memecahkan masalahnya sendiri, meskipun melalui bantuan dari teman, saudara maupun orang terdekatnya. Tetapi sekarang banyak pemecahan masalah dengan lebih mudah yaitu dengan penalaran manusia.

Berpikir adalah proses umum untuk menentukan sebuah isu dalam pikiran, sementara logika adalah ilmu berpikir. Meskipun dua orang dapat berpikir tentang hal yang sama, kesimpulan dari keduanya diraih oleh pemikiran, yang satu logis dan yang lain tidak logis.

Berpikir dan logika telah menjadi subjek spekulasi untuk waktu yang lama. Lebih dari 2000 tahun lalu, Aristoteles memperkenalkan suatu sistem penalaran atau validasi argumen yang disebut silogisme. Sebuah silogisme mempunyai 3 langkah yaitu premis mayor, premis minor, dan konklusi.

Konklusi diraih ketika penalaran silogistik diakui valid dan benar, jika premis-premisnya akurat dan bentuknya benar. Maka, sangat mungkin untuk menggunakan logika silogistik untuk validasi argumen. Konklusi yang tak logis dapat ditemukan dan sebab-sebabnya terisolasi. Ciri menarik dari penggunaan logika silogistik dalam penelitian kognitif adalah kemampuannya memungkinkan untuk mengevaluasi atau mengesahkan pembenaran dari proses pikiran berdasarkan bentuk-bentuknya alih-alih isinya.

Mengambil keputusan dengan logika atau penalaran menggunakan tiga penalaran, yaitu :

1.Penalaran deduktif

Johnson-Laird (1995), mengidentifikasikan 4 kemungkinan dalam studi ilmiah tentang logika deduktif.

a)Kesimpulan relasional

b)Kesimpulan preposional

c)Silogisme

d)Menjumlahkan kesimpulan kuantitatif

Keempat kemungkinan tersebut terlibat dalam pengambilan keputusan dan telah diformalisasikan oleh para ilmuwan logis ke dalam sejenis kalkulus predikat.

2.Penalaran silogistik

Cara memecahkan silogisme adalah dengan menggambar diagram yang disebut diagram Venn. Beberapa silogisme lebih sulit dibandingkan yang lain karenan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki untuk mengenali argumen yang logis. Efek pertama yaitu efek atmosfer dan efek kedua berhubungan dengan keabsahan suatu argumen yang dihasilkan oleh pendidikan formal tapi lebih cenderung dihasilkan oleh latihan.

Atmosfer efek atmosfer adalah kecenderungan untuk menerima atau menolak suatu argumen berdasarkan bentuknya.

3.Penalaran induktif

Panalaran ini menghasilkan kesimpulan yang sering diekspresikan pada kemungkinan pernyataan dan kesesuaian lebih pada pengambilan keputusan sehari-hari dari pada silogisme atau penalaran deduktif.

Penalaran pada pengambilan keputusan menunjukan bahwa solusi untuk suatu masalah dipengaruhi oleh faktor memori (keberadaan hipotesis), referensi sudut pandang yang mempengaruhi formulasi masalah, kegagalan untuk menyadari seberapa samakah sebuah kejadian pada populasinya, dan meremehkan signifikansi matematis dari kejadian yang mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline