Lihat ke Halaman Asli

MamikSriSupadmi

Wiraswasta

Sego Terbisan Selametan Syukur, Dag Dig Dug setelah Melahirkan

Diperbarui: 20 November 2022   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

     Biasanya mbak Ella tetangga dua rumah disebelahku kulihat jalan jalan pagi bersama mertuanya tercinta. Maklum usia kelahiran sudah nenjelang, harapannya tentu diberi kelancaran dan kemudahan saat adik bayi menyapa Bumi untuk pertama kali. 

Celingak celinguk hati ini membatin apakah Mb Ella sudah "sayah" alias ribet badannya untuk sekedar jalan jalan yaa....  Gayung bersambut, anggap saja sedang berolahraga ringan sambil menyapu halaman membersihkan dedaunan yang rontok dari sore kemarin dan semalam suntuk  kulihat mbokTutik tetangga depan rumah kehalaman samping keluar membawa ember. 

Biasanya tetanggaku ini up todate berita lingkungan. Maklum dia dipercaya nariki uang iuran untuk sumbangan bersama apabila ada tetangga yang harus dibezuk diRumah Sakit.

     "Lek Tut....  " , aku memanggil. Menyapa berharap sudah ada sekilas info pagi ini. "Nggih mbakTari...  sugeng enjang. Pagi ini belum berangkat jaga kios pasar ya." Mbok Tutik membalas sapaan dengan hangat.  

"Sudah dijaga sama mbak Sri. Nanti jam 9an pagi saya yang ganti nyusul. Katanya rewang tetanggane sebelah, Nyewu mertua. ", begitu jawabanku komplit, kusebut rewang agar mbokTutik nyambung dengan maksudku. "Oh iyaa mbakTari... kita juga tetangga kanan kiri  terdekat persiapan rewang mendadak lhoo. 

Mbak Ella semalam sudah masuk rumah sakit. Sudah bukaan barangkali. Nunggu berita dari masNunug suaminya sayanya. Kalau sudah melahirkan , mbakTari tak WA ya.Semoga sorenan saat kios sudah tutup. 

Jadi mbTari sudah dirumah" langsung tanggap mbokTutik. "Ubo rampe masak bancaan terbisan sudah beres mbok? Yang jaga dirumahe Ella siapa. Sudah didoain dari rumah tho biar lancar slamet ? " aku langsung menyahut.  "Ibuke mas Nug nanti pasrah lek Nah buat mblanjain mbak. Mau dicek dulu stock bumbunya juga. Ayam kampung, Kelapa, Telur sama Tempe  Tahu dan Suun diblanjain lekNah pagi ini sekalian bumbu dapur sana wakul,plastik gathukke". Lek Nah itu tetangga sebelah rumahku  " oh oke, aku siap rewang  pokoknya"... ikut semangat dan mendoakan agar kelahiran bayi mbElla lancar langsung kuucapkan dalam hati.

     Benar juga senja ada berita bahagia. Dan proses masak terbisan bergotong royong pun harus kita lakukan dengan cepat. Membuat wakul berkat 30an toh sudah terbiasa bagi kami warga lingkungan. Dapur pawon mbakElla terasa semarak dengan kehadiran kami , 8 tetangga yang siaga memasak. Akan ada beberapa menu berkatan yang kami buat ; 

1. Nasi putih ditanak dan diaroni dipawon kayu agar baunya dan rasa lebih nikmat. 

2. Tempe tahu kami potong dadu untuk sayur lodeh ndeso. Bumbu lodeh yang akan digongso adalah irisan cabe ijo, cabe rawit, bawang merah,bawang putih,pete atau ale ale dan sedikit terasi bakar. Setelah diberi santan kental tambahkan gula merah, garam dan penyedap rasa. Diaduk sesekali agar santan tidak pecah. Setelah matang dan hendak diangkat , masukkan suun. Biarkan suun empuk dengan sendirinya setelah kuali sayur diangkat. Mmm tercium bau ale ale pete yang harum bersama santan berbumbu.

3. Kering tempe adalah racikan dari tempe yang dipotong korek api, digoreng kering dan ditiriskan. Bumbu bawang merah putih, diulek bersama kemiri dan garam. Digongso  dengan gula jawa dan kecap. Tempe dimasuk dan menyatu bersama bumbu. Daun salam beserta penyedap rasa jangan lupa untuk menambah rekat aroma bumbu.  Dimasak dengan benar, kering tempe pasti tidak gampang basi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline