Lihat ke Halaman Asli

MamikSriSupadmi

Wiraswasta

2022 adalah Tahun Cinta Seiring 14Tahun Kompasiana

Diperbarui: 7 November 2022   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sepanjang tahun kembar ini, begitu saya menyebutnya untuk 2022 karena angka 2 yang berjejer 3, adalah benar benar tahun yang membersamai keluarga besar dari Buyut keluarga Ibunda saya tercinta.  

Bagaimana tidak, Anugerah dari Yang Maha Kuasa berwujud tiga buyut dari keluarga menemukan tambatan hatinya dan berlabuh dalam mahligai Rumah Tangga. Karena yang empunya hajatan berada di Kota Kabupaten yang sama walhasil moment bahagia ini benar benar disampaikan ke forum keluarga besar agar semua kerabat turut serta merasakan sukacitanya.  

Berhubung masih satu trah Buyut, selain sumbangan moril materiil kami semua juga diingatkan untuk bahu membahu dalam kebersamaan Doa.  Tetua yang masih hidup mengingatkan kami semua bahwa yang terpenting adalah wujud syukur saat menggelar acara. 

Tidak ada yang merasa lebih wah antara satu sama lain. Perlu saling menjaga kebersamaan apapun perhelatannya baik yang sederhana maupun meriah. Semua hanyalah wujud rasa syukur dan tetap kompak menjaga gotong royong.

Tahun Ngunduh Mantu karena Buyut perempuan semua yang menggelar hajatan. Usia yang hampir sepantaran dan kebetulan lingkup pekerjaan yang sama sama mengabdi Negara, membuat mereka Alhamdullilah bisa rukun saling mengisi. 

Disesuaikan dengan tradisi tempat tinggal, kami kerabat besar bersyukur bisa menghadiri jamuan prasmanan resepsi, tradisi jamuan piring terbang, pengajian malam midodareni dan juga ada yang menggelar Wayang Kulit untuk acara hiburan.  Kuluner khas wilayah lokal masing masing menjadi menu kangen bagi kami semua. 

Berkunjung di tiga acara, nasi Becek, nasi asem asem  Sego sambel goreng ati khas sego Pengantin dan juga berkatan nasi ayam panggang, nasi Ikan bandeng oseng jamur, juga nasi terik daging  semua rata menikmati bauk perjamuan maupun ater ater punjungannya. 

Moment minum dawet pengantin juga sensasi tersendiri.  Karena hal ini adalah sakral yang dilaksanakan di ketiga tempat acara berlangsung. Secara bercanda semua ingin ikut minum dawet, berharap ketularan berkah untuk rumah tangga yang bahagia.  

Walaupun di hari H ada yang hujan lebat, tak ada yang perlu disalahkan entah pawangnya atausiapa. Yang penting lancar, sampai sepasar pengantin dan menghantar keluarga pihak putri untuk bersilaturahmi ke keluarga mempelai pria. Istilahnya perjalanan Mengunduh Mantu.  

Sayangnya dari keluarga ada saja yang kurang bisa menjaga kondisi badan sehingga sakit karena kelelahan setelah acara.  Lupa menjaga pola makan dan banyak bergadang barangkali penyebabnya. Salah satunya termasuk saya yang rajin rewang alias membantu sana sini. Hehe...

Tahun ini pencapaian pribadi saya juga menyenangkan sebagai Kompasianer. Tak terasa tahu tahu saja sudah bisa memenuhi target 25000 viewers dan 100 komentar. Terimakasih yang tak terhingga. Dan ternyata saya ikut membersamai usia Kompasiana yang ke 14. Usia layaknya Anak Dara yang akan rajin terus memoles diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline