Lihat ke Halaman Asli

MamikSriSupadmi

Wiraswasta

Sosialisasi, Survey dan Selaras dengan Budaya Lokal agar Bedah Rumah Tepat Sasaran

Diperbarui: 10 Januari 2022   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

     Sebagai warga negara, siapa yang tidak ingin mendapatkan bantuan dari pemerintahnya mengenai kebutuhan dasar manusia yaitu sandang , pangan dan papan. Selayaknya manusia normal, tentu kita harus bekerja keras agar bisa mencukupi kebutuhan tersebut walaupun hasil usaha akhirnya beragam. Harapan terbesar tentu saja bisa mempunyai tempat tinggal sendiri untuk tempat beristirahat, berkumpul dengan keluarga dan syukur syukur bisa jadi tempat usaha dirumah bagi yang senang berwirausaha untuk memperoleh penghasilan lebih. Budget terbesar dengan usaha yang keras memang apabila kita ingin memperoleh rumah idaman, ya minimal agar bisa beristirahat setelah lelah bekerja.

     Beberapa kerabat saya pernah terlibat dalam reality show Bedah Sekolah sehingga gambaran renovasi sebuah bangunan langsung terbayang dikepala begitu mendengar akan ada program sejenis dengan kucuran dana dari pemerintah dan dikhususkan untuk rumah. Menggempur bagian bangunan yang tidak layak dan menggantinya dengan material dan desain baru yang lebih pas, tahan lama dengan bahan baku yang lebih bermutu, itu gambaran yang terdeskripsikan. Semoga visi misi program Pemerintah lewat Bedah Rumah ini juga tidak telalu meleset dengan gambaran selintas saya tadi.

    Kriterianya seperti apa yang harus dipenuhi oleh warga negara apabila berminat dan ingin mendapatkan bantuan pemerintah untuk bisa berpartisipasi dalam program Bedah Rumah? Apakah data Sensus Penduduk yang ada hubungannya dengan tingkat kesejahteraan, kesehatan dan yang sedang trending yaitu tingkat kebahagiaan menjadi salah satu acuan? Atau mungkinkah ada survey terbaru dengan parameter tertentu mengingat dan terlihat jelas bahwa beberapa wilayah diIndonesia sedang mengalami musibah bencana alam dan terlihat jelas bahwa banyak warga negara yang menderita kerugian materiil yang salah satunya terlihat jelas bangunan rumah yang porak poranda. Menurut saya memang perlu pemikiran strategi yang tepat sehingga Bantuan Bedah rumah benar benar tepat sasaran. Barangkali disekitar lingkungan kita ada yang benar benar kesusahan untuk bisa punya tempat tinggal sendiri dan menjadi kontraktor abadi ( kontrak rumah kadang pindah kesana kemari mencari harga yang terjangkau ) juga alangkah baiknya jangan dilupakan sebagai salah satu target. Pemerintah pastinya sudah punya kakitangan sampai ke tingkat Desa / Kelurahan dan mudah mudahan data per DasaWisma terlihat jelas dan valid. Barangkali sebagai warga negara juga ingin mendapatkan Bantuan Pemerintah untuk bisa merehab rumshnya karena penting, mendesak dan benar benar memerlukan dana tersebut, maka sebagai warga negara dia harus tahu kemana  harus mendapat rujukan dan informasi. Sosialisasi informasi menjadi penting karena  budget Bedah Rumah yang akan menjadi hajat pemerintah ini anggarannya banyak.

     Kalau boleh berangan, bagian rumah yang ingin saya ajukan dalam Bedah Rumah adalah rumah salah satu warga di RW lingkungan saya yang profesinya kebetulan borongan menjahit konvensi dirumah. Ada bagian rumah tertentu yang andai bisa dipugar, akan lebih bersih dan leluasa untuk bekerja melancarkan usahanya. Apalagi pengalaman musim musim penghujan yang mengakibstkan rumah gampang kotor.  Usia produktif dan tidak pemalas dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya adalah salaj satu faktor plus dalam usulan saya. Dan yang menjadi perhatian penting lagi menurut saya adalah eksekusi /pelaksanaan program juga menyesuaikan budaya lokal setempat. Bangunan kayu dan tembok semi kayu masih menjadi favorit dilingkungan desa kami tinggal karena dipercaya lebih kokoh dan awet dengan kondisi tanah tempat rumah didirikan. Berdasarkan pengalaman , bangunan full tembok lebih cepat retak dan miring tidak kokoh. Nilai jual kayu jiga masih bisa dirasakan pada bangunan dengan bahan kayu / papan. Apalagi bila jenisnya kayu jati. Tenaga kerja lokal setempat juga jauh lebih berharga apabila terlibat dengan beberapa pertimbangan  yaitu pemerataan kesempatan bekerja untuk memperoleh penghasilan, efisiensi bekerja dari segi komunikasi  antara pekerja dan pemilik rumah dan kemudahan masalah akomodasi transportasi. Pemerintah bisa melakukan pendampingan untuk mengawasi pelaksanaan atau eksekusi kegiatan dengan menerjunkan pengawas lokal ataupun dari pusat apabila audit kegiatan dirasa sangat penting dengan tujuan  Budget benar benar tersalur dengan tepat sekaligus bermanfaat. Yap betul, masyarakat memang harus benar benar merasakan efek manfaat dari program Pemerintah dengan anggaran besar ini. Inilah salah satu upaya pemerataan bagi  peningkatan kesejahteraan sosial warga negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline