Lihat ke Halaman Asli

Sariawan, Herbal dan Mimpi ke Solo Gratis

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14006487891345147390

[caption id="attachment_337428" align="alignnone" width="614" caption="Kompasiana nangkring bersama Kuldon Sariawan Deltomed dengan tema Jangan Anggap Remeh Sariawan. "][/caption]

"Aduh! Sariawan .... Tukar bibir dong."

Dialog seorang isteri di meja makan saat sarapan ini memang menggelikan. Apalagi dia juga menarik bibir suaminya yang kemudian menjawab dengan santai,"Sariawan? Ya dilawan."

Video komersial produk terbaru Kuldon Sariawan dari PT Deltomed Laboratories itu  sempat diputar beberapa kali sebelum acara Kompasiana Nangkring dengan tema Jangan Anggap Remeh Sariawan dimulai pada hari Sabtu (17/5) lalu.  Iklan televisi itu cukup  menghibur peserta sambil mengisi waktu acara yang digelar di Cone FX Sudirman, Jakarta, dimulai.

Acara dimulai dipunggawai oleh Veve Adeline yang dikenal sebagai penyiar Radio Gen FM. Tanpa banyak basa-basi, Veve mengurai urutan acara, mulai dari acara utama, game, hingga lomba live tweet untuk mendapatkan golden ticket ke Solo, Jawa Tengah. Kompasianer yang hadir kurang dari 100 orang pun bersiap mendengar materi sambil sibuk ngetwit dan memainkan kamera.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Tiga pembicara di acara Kompasiana Nangkring bareng Kuldon sariawan, yakni Dr Abrijanto, Dr Dewi Priandini dan Bapak Nyoto Wardotyo."]

1400653976603356808

[/caption]

Konsistensi Deltomed

Sedianya materi pertama akan dibawakan oleh Bapak Mulya Rahardjo selaku Managing Director PT Deltomed Laboratories, namun lantaran berhalangan hadir digantikan Bapak Nyoto Wardoyo selaku President Direktur PT Deltomed Laboratories.

Bapak Nyoto mengatakan, industri herbal semakin lama kian maju, termasuk di Indonesia. Menurutnya, Indonesia saat ini adalah penghasil biodiversity (kenakearagaman hayati) no 2 di dunia jika dimasukkan dengan biota laut. Sayangnya, Indonesia masih tergantung dengan obat-obatan farmasi yang  bahan bakunya 95% import. Dengan memanfaatkan kekayaan herbal di Indonesia, tentu bisa mengurangi import yang artinya mengurangi devisa.

Deltomed, seperti diungkap Bapak Nyoto, menyadari kenyataan tersebut harus segera  digerakkan. Itulah sebabnya, Deltomed secara konsisten melakukan riset terhadap pemanfaatan herbal tersebut, diikuti penggunaan teknologi modern.

Mayoritas Wanita

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline