Lihat ke Halaman Asli

Mahbubah mahmud

Petualang literasi

Wanita Semesta

Diperbarui: 10 Oktober 2020   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mahbubah Mahmud

Aku terlahir dari lebatnya hujan, amuk badai, dan kilatan petir
Maka ibuku pekikkan berulangkali takbir, tasbih, dan tahmid
Peluh membanjir
Urat meregang
Tubuh melemah

Aku menggeliat
Menguar tangis

Mata ibuku gerimis
Menyambut penuh kasih
Berkata, aku adalah anugerah yang dirahmati-Nya
Lembut jemari mengelus kulit rapuhku
Sembari merapal ribuan doa

Maka hari ini aku ada
Menjadi halilintar, rembulan, riuh angin, najm yang berpendar, dan sejuta gegap-gempita di sepenjuru muka bumi yang tetap bersimpuh pada telapak kaki ibuku

Hari ini hari adaku
Sejak ribuan hari sejak regang nyawa ibu waktu itu
Kupersembahkan seluruh doa dan segala pujapuji ini untukmu
Wanita terhebat yang selalu ada dalam hidupku

Proling 10 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline