Lihat ke Halaman Asli

Mamat Irawan

Penikmat bacaan

Puisi | Suara Air

Diperbarui: 24 Maret 2020   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berdecak kagum

Memolototimu  yang bening berwarna tersingkap Sang Surya

Memujimu karena tiada ada dengki ketika berjalan.

Riuhnya suara  air  saling menyapa menambah rasa ingi terus bersua

Aku  menghela napas yang terdesak oleh takjubnya butiran yang jatuh dengan sempurna. 

Mereka yang turun dengan antrian yang rapat, tertib tidak beradu.

Tidak seperti manusia, yang saling siikut karena urusan perut.

Air terjun itu seperti memperlihatkan dirinya

Menghantarkan sesorang pemimpi yang tertidur lelap oleh suaramu

Ia lunglai mata terbuai

Tubuhnya terbuang di bawa ke alam sana

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline