Brebes-Masing-masing daerah memiliki kearifan lokal (Local Wisdom) yang memiliki ciri khas tertentu dibandingkan pada daerah lainnya. Seperti daerah yang ada di salah satu daerah penghasil bawang merah terbesar yaitu kabupaten brebes tepatnya di desa pandansari kecamatan paguyangan kabupaten brebes ialah tradisi Ratiban.
Ratiban adalah tradisi yang diabadikan turun temurun oleh masyarakat Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Menurut masyarakat Pandansari, tradisi Ratiban ialah sebagai wujud ungkapan syukur kepada Allah SWT atas kesuburan tanah yang di pijak dan sebagai bentuk permohonan tolak bala yakni dijauhkan dari segala bahaya dan penyakit.
Tradisi ratiban di cetus oleh seorang ulama kyai yang bernama kyai Sirpan Reksayuda. Beliau merupakan kepala desa pertama di desa Pandansari di era 1892-1917. Mula nya, mula nya tradisi Ratiban dilaksanakan di bulan Suro/Muharram yakni jatuh pada bulan pertama dalam kalender Hijriyah pada hari kliwon. Hari Kliwon dipercaya karana pada hari tersebut banyak hal-hal yang mengandung mistis.
Berlalu dari tahun wabah covid-19 pada tahun 2020 dan vakum, Masyarakat desa Pandansari mengawali kembali Tradisi Ratiban seperti tahun-tahun sebelum nya. Di tahun ini Tradisi Ratiban dilaksanakan pada hari Selasa Kliwon (06/08/24). Hari H pelaksanakan Ratiban kemarin macam-macam pagelaran seni yang digelar dalam memeriahkan rangkaian acara tersebut, diantaranya: seni tari, gamelan sampai karnaval mengarak nasi tumpeng, gunungan sayur hasil bumi, hingga pameran domba sakub, dan masih banyak lainnya.
Kesenian yang di tampilkan pada acara Ratiban kemarin ialah: angklung putra mas igirpandan, Karawitan Ibu-ibu PKK, Karawitan Cilik Pandansari, Karawitan Purba Kencana, tari ronggeng, penampilan tari ronggeng sendiri tidak bisa lepas dari salah satu kesenian khas bagi masyarakat desa pandansari, dan tari kolosal dengan tema "RATIBAN" yang dibawakan oleh sanggar ANDAKA dari SMA Negeri 1 Paguyangan dibawah naungan bapak Haris Zulfikar dengan sapaan akrab nya yaitu pak Agep, selain itu juga ada sesi istighosah dan pemberian makan pada ikan di Telaga Ranjeng hal ini di niatkan sebagai bentuk harmonisasi masyarakat desa Pandansari dengan alam.
Sedangkan dalam karnaval mengarak tumpeng yang beraneka ragam model dan hiasan karya dari masing-masing RT & RW yang ada di desa Pandansari yang juga dilombakan tentunya. berbagai macam hasil bumi yang di pajang untuk meramaikan karnaval atau arak-arakan pada puncak kegiatan Ratiban.
Ratusan masyarakat desa Pandansari berbondong-bondong sejak pagi memadati Telaga Ranjeng untuk memeriahkan penampilan-penampilan yang ada di panggung utama serta pejabat dan tamu undangan yang di pimpin oleh bapak Irwan Susanto yang dihadiri oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes, serta PJ Bupati Brebes dan beberapa pejabat lainnya.
Acara di tutup dengan pengumuman juara tumpeng paling menarik dan kekompakan warga yang paling antusias selama mengarak tumpeng yang start dari depan kantor balai desa Pandansari hingga panggung utama yang ada di Telaga Ranjeng yang berjarak sekitar 500 meter, juara 1 yang paling menarik dan antusias di raih oleh warga dukuh taman kaligua RT 01 RW 05.
Penulis: Kelompok 182 UIN SAIZU PURWOKERTO Desa Pandansari tahun 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H