Lihat ke Halaman Asli

Siti Nur Rahmah

Freelancer

Tren Sosial Media dan Krisis Literasi: Mengatasi Kurangnya Pengetahuan Umum pada Anak Sekolah

Diperbarui: 8 Februari 2024   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi murid yang tidak menyimak gurunya/https://www.dikasihinfo.com

Era digital membawa perubahan signifikan dalam pola perilaku anak-anak sekolah, di mana tren sosial media seringkali mengungguli kebutuhan untuk pengetahuan umum dan literasi yang kokoh. Hal ini memberikan dampak negatif pada perkembangan intelektual mereka dan dapat mendorong munculnya krisis literasi di semua kalangan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk merenungkan permasalahan ini dengan berbagai pertimbangan serta mengatasi tantangan yang ada secara serius.

Pengaruh Besar Tren Sosial Media:
Tren sosial media memiliki daya tarik yang besar bagi anak-anak, apalagi semenjak datangnya wabah Covid-19 yang menyebabkan mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain handphone dan fokus pada konten yang bersifat hiburan serta mengikuti tren yang kurang bermanfaat, daripada menggali pengetahuan umum yang lebih mendalam. Akibatnya, fondasi pengetahuan mereka menjadi terbatas, bahkan tidak sedikit anak yang ketika ditanya : "Siapakah nama Presiden kita saat ini?", mereka menjawab tidak tahu.

Dampak Terhadap Literasi:
Meningkatnya fokus pada media sosial juga memberikan kontribusi terhadap krisis literasi yang semakin meluas. Kemampuan membaca, memahami, dan mengevaluasi informasi semakin menurun, merugikan kemampuan kritis anak-anak dalam memproses dan mencerna informasi yang ada.

Pentingnya Pengetahuan Umum:
Pengetahuan umum membentuk dasar yang penting untuk pengembangan intelektual seseorang, terutama pada anak sekolah. Tanpa pengetahuan umum yang memadai, anak-anak mungkin kesulitan memahami konteks lebih luas dari isu-isu global, sejarah, dan budaya, yang merupakan elemen kritis dalam membentuk wawasan mereka.

Tanggung Jawab Bersama:
Mengatasi masalah ini bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga harus melibatkan peran orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Dibutuhkan upaya bersama untuk membangun kesadaran akan pentingnya literasi dan pengetahuan umum serta memberikan dukungan untuk mengatasi krisis ini, jangan hanya diam dan menyalahkan pihak lain.

Pengembangan Literasi Digital:
Sementara mengurangi ketergantungan pada media sosial, kita juga perlu memberikan pemahaman pada anak-anak akan literasi digital. Melibatkan mereka dalam pendidikan yang berfokus pada penggunaan yang bijak dan kritis terhadap perkembangan teknologi dapat membantu menciptakan generasi yang lebih terampil dalam menyaring informasi.

Inovasi dalam Metode Pendidikan:
Sekolah dan lembaga pendidikan juga harus berinovasi dalam metode pengajaran untuk mempertahankan minat anak-anak dalam belajar. Membuat pembelajaran lebih interaktif, relevan, dan terkait dengan kehidupan sehari-hari mereka dapat meningkatkan minat mereka terhadap pengetahuan umum.

Kesimpulan:
Kurangnya pengetahuan umum pada anak sekolah akibat tren yang ada di sosial media dan krisis literasi bukanlah masalah yang sepele. Diperlukan tindakan konkret dari semua pihak terkait untuk merestorasi nilai pengetahuan umum, memperkuat literasi, dan membantu anak-anak mengembangkan keterampilan kritis yang diperlukan untuk menghadapi kompleksitas dunia modern. Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, kita dapat membentuk masa depan yang lebih cerdas dan terinformasi bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline