Liburan tahun ini pacarku rencananya akan pulang ke Jakarta. Ia sedang mengambil S2 Psikologi di Universitas Birmingham.
Aku ingin sekali memberikan sambutan istimewa padanya. Maklum kami sudah lama tak bertemu. Meski kami sering berkomunikasi sacara online bahkan setiap sa'at, bertemu langsung, bertatap muka baru kali ini akan kami lakukan setelah setahun lalu ia memutuskan melanjutkan kuliahnya ke Inggris.
Aku terus berpikir apa yang akan aku berikan kepadanya sebagai sambutan yang istimewa dan elegan. Mengajaknya ke bioskop sepertinya bukan ide yang bagus karena aku tahu ia tidak begitu suka menonton.
Mengajaknya jalan-jalan, tapi kemana? Sepertinya sebagai orang Jakarta pasti dia sudah bosan mengunjungi tempat wisata di Jakarta. Mengajaknya ke toko buku? Huh...ia liburan pastinya ingin melepas penat setelah berkubang dengan tumpukan buku. Lama aku berpikir mencari ide penyambutan yang spesial.
Shofia itulah nama yang membuatku sibuk mencari ide penyambutannya. Aku mengenalnya ketika kami sama-sama kuliah di strata 1 di sebuah univeritas negeri di Jakarta.
Meski kami beda fakultas dan jurusan, tapi kami seringkali bertemu dalam satu kegiatan pers mahasiswa, Institute. Shofi di Fakultas Psikologi dan saya sendiri ngambil Sosiologi. Di Institute itulah benih-benih cinta kami bersemi dan terus berlanjut sampai kami lulus. Saya melanjutkan ke UI sementara Shofi memilih melanjutkan ke Universitas Birmingham setelah mendapat beasiswa LPDP.
Suatu ketika aku chat dia.
"jadi pulang liburan ini, say?"
"jadi dong, dah butek nih ngadepin buku terus"
"okey, aku ingin mengundang makan malam"
"oh ya?"
"Itu kalau kamu mau"
"Siapa sih yang gak mau diajak makan?"
"Kalau diajak kawin?"
"Siapa dulu yang ngajaknya?"
"hehe....okey, sampe ketemu, ya. Bye"
"Bye."
Waktu chat itu aku asal jeplak saja. Setelahnya aku bingung mau masak apa kalau Shofi benar-benar datang. Kalau pesan via online? Ah itu gak istimewa.
Mengajaknya makan ke pantai sambil menikmati rembulan dan bintang-bintang yang indah aku merasa itu suatu yang sudah biasa. Aku terus berpikir, apa gerangan sambutan yang membuatnya terkesan.
Cling.. ada ide hinggap dibenakku. Aku pun mencoba mengatur rencana dan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Aku ingin memecak rembulan dan menumis bintang-bintang. Ah aneh-aneh aja. Seperti lagunya Doel Sumbang aja. Tapi bener lho. Aku akan memasaknya hanya untuk dia seorang.