Lihat ke Halaman Asli

Al-Qur'an Irasional?

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1292302006539504211

[caption id="attachment_79778" align="alignright" width="300" caption="Tafsir Ilmi, Hasil Kolaborasi Ulama dan Ilmuwan. "][/caption] Baru-baru ini Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI bekerjasma dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) menerbitkan paket buku yang mereka sebut "TAFSIR ILMI". Sebuah Tafsir Al-Qur'an hasil kolaborasi para ulama dengan para ilmuan. Ulama yang dimaksud adalah para pakar yang mempunyai ilmu tentang keislaman sedangkan ilmuan lebih merujuk pada para pakar dibidang pengetahuan umum. Sebagaimana yang disebutkan Drs. H.Muhammad Shohib, M.A, Kepala Lajnah Pentashihan Al-Qur'an Kementerian Agama RI, bahwa dalam pembuatan Tafsir Ilmu dibentuk dua tim, tim syar'i dan tim kauni.Tim pertama mereka yang menguasai persoalan kebahasaan Al-Quran dan hal-hal yang terkait dengan penafsiran seperti asbanunuzul, munasabatul ayat, riwayat-riwayat penafsiran dan ilmu keislaman lainnya. Sedangkan tim kedua, mereka yang menguasai persoalan-persoalan saintifik seperti fisika, biologi, geologi, astronomi dan ilmu lainnya. Dari kolaborasi ulama ilmuwan tersebut tercipta tiga buku tafsir ilmi yaitu "Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains", "Penciptaan Bumi dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains" dan "Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains". Kepala Badan Litbang Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Abdul Djamil, M.A dalam kata pengantarnya menulis tentang urgensinya kehadiran buku Tafsir Ilmi ini. Sebagai model baru dalam mengenalkan Tuhan kepada akal manusia sekaligus apresiasi Islam terhadap ilmu pengetahuan dan menjadi bukti bahwa agama dan ilmu pengetahuan tidak bertentangan. Sementara Prof. Dr. Umar Anggara Jenie, Apt., MSC., Kepala Lembaba Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan bahwa hasil kerja para ulama dan sarjana itu diharapkan dapat memenuhi kehausan kaum muslimin atas sejumlah keingintahuan mereka mengenai pemahaman rasional terhadap wahyu yang terkait dengan fenomena kealaman. Lebih lanjut Prof. Umar mengatakan bahwa Al-Qur'an tidak saja menyimpan informasi terkait realitas gaib dan petunjuk jalan hidup yang baik dan benar, tetapi juga menyimpan realitas kasat mata, yang dapat dicerna dengan pengindraan manusia dan dinalar dengan akal. Buku pertama, "Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains" berisi pembahasan tentang enam hari proses penciptaan. Al-Quran dan kitab-kitab suci agama samawi menjelaskan tentang proses penciptaan alam semesta dalam enam masa. Sejalan dengan informasi ini buku ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan juga mengungkapkan bahwa jagat raya seperti yang ada saat ini terjadi melalui suatu proses yang amat panjang, yaitu selama enam periode. Selain itu, buku ini juga mengungkap struktur alam semesta, fenomena alam dan akhir alam semesta. Buku kedua, "Penciptaan Bumi dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains". Buku ini menjelaskan proses awal penciptaan bumi, anatomi bumi, proses geologi, bumi yang dinamis serta laut dan samudra. Pada buku ini dijelaskan fenomena alam yang bergerak. Seperti yang dijelaskan dalam surat an-Naml/27:88 "Dan engkau akan melihat gunung-gunung , yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan.......". Keterangan Al-Qur'an tersebut mendapat penjelasan ilmiahnya. Bahwa bumi sejak awal pembentukannya, terus bergerak dinamis. Pegunungan-pegunungan tinggi yang meyimpan fosil-fosil sisa kehidupan laut adalah salah satu bukti bahwa laut itu dinamis. Buku ketiga, "Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains". Pada buku ini dibahas tentang asal muasal kehidupan, asal muasal manusia, catatan Al-Qur'an tentang evolusi kesadaran insani manusia, penciptaan adam, Al-Qur'an reproduksi dan kehidupan manusia dan manusia sebagai khalifah. Pada proses penciptaan adam yang awalnya diragukan oleh makhluk lainnya ternyata bisa dibuktikan bahwa adam dan manusia lainnya mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya. Prof. Carl Sagan dari Princeton University, dalam bukunya, The Dragon of Eden, membuktikan bahwa manusia memang lebih unggul dibandingkan makhluk lainnya. Ketiga buku tersebut menjelaskan informasi yang ada dalam Al-Qur'an dengan pendekatan ilmu pengetahuan tentang Alam, Bumi dan Manusia. Terbitnya ketiga buku tersebut telah menjawab bahwa informasi dan pengetahuan yang ada dalam Al-Qur'an bisa dijelaskan dengan pendekatan yang rasional dan logis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline