Lihat ke Halaman Asli

Mamang Efendy

Dosen, Peneliti Bidang Psikologi Pendidikan

Tim Peneliti Fakultas Psikologi Untag Surabaya Lakukan Survei pada Guru TK di Jawa Timur Terkait Pembelajaran Literasi

Diperbarui: 30 November 2022   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Berangkat dari permasalahan yang dijumpai dilapangan terkait metode pembelajaran literasi yang diberikan tidak sesuai dengan tahapan perkembangan dan karaktersitik anak usia dini, dua orang dosen Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Dr. Mamang Efendy, S.Pd.,M.Psi dan Sayidah Aulia Ul Haque, S.Psi.,M.Psi, Psikolog bersama 3 mahasiswa yaitu Qorina Choirun Nisa', Azmi Azzahrah dan Anggoro melakukan penelitian survei terkait persepsi Guru TK terhadap pembelajaran literasi pada anak usia dini.

Hal itu dilakukan sebagai langkah awal mengidentifikasi dan mengeksplorasi faktor-faktor yang menyebabkan masih banyaknya praktek pembelajaran literasi pada anak usia dini yang dilakukan dengan terlalu formal misalnya dengan hafalan, latihan menulis dan membaca, yang tentunya hal ini sangat membosankan bagi anak usia dini, dan ini tentunya kurang memberikan ruang bebas pada anak untuk mengembangkan dirinya, dimana dunia anak usia dini adalah dunia bermain.

Pembelajaran literasi seharusnya diberikan dengan cara yang menyenangkan, disesuaikan dengan tahapan perkembangan, karakteristik serta social budaya anak, selain itu pendidikan anak usia dini seharusnya dapat memberikan stimulasi dan mampu memfasilitasi semua aspek perkembangan anak. Oleh karena itu tim peneliti dari Kampus Merah Putih ini menawarkan konsep DAP (Developmentally Appropriate Practice) untuk diaplikasikan sebagai metode pembelajaran literasi pada anak usia dini.

Konsep DAP (Developmentally Appropriate Practices) yang diperkenalkan oleh oleh NAEYC (National Association for the Education of Young Children) membahas pengetahuan dasar yang perlu dikuasai oleh guru prasekolah untuk memenuhi kebutuhan holistik anak- anak. DAP mengacu pada pengetahuan mengenai pembelajaran dan perkembangan anak-anak. DAP juga merupakan filosofi untuk merencanakan kurikulum mengenai apa pun yang sesuai dengan perkembangan anak sejak lahir hingga usia delapan tahun. Berdasarkan pernyataan NAEYC, DAP menekankan pendekatan yang berpusat pada anak-anak, di mana siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran anak-anak. 

Oleh karena itu, DAP adalah sesuatu yang harus diketahui dan dipahami, bukan hanya harapan atau ramalan tentang apa yang akan diperoleh anak-anak atau tujuan untuk membentuk masa depan anak-anak (Masnan, et al., 2018). Implentasi pembelajaran berbasis DAP (Development Appropriate Practice) menekankan pada perkembangan anak secara holistik, program individual, motivasi anak, fleksibel saat lingkungan kelas menstimulasi anak, bermain sebagai wahana belajar, kurikulum terpadu, penilaian berkesinabungan dan bermitra dengan orang tua serta masyarakat untuk mendukung perkembangan anak usia dini (Hernawati, 2013).

Oleh karena itu pada bulan September s/d November 2022 tim peneliti ini dari kampus yang tekenal sebagai kampusnya Patriot Merah Putih ini melakukan survei pada seluruh Guru TK di Jawa Timur dengan sejumlah Sampel yang diambil secara Cluster sebanyak 100 orang, untuk mengetahui bagaimana persepsi Guru TK terhadap pembelajaran literasi berbasis DAP, survei tsb dilakukan secara hybrid yaitu dengan menyebarkan kuisioner secara offline dan online, hal itu dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi Guru TK yang terkait dengan pengetahuan mereka, harapan mereka, serta evaluasi mereka terhadap pembelajaran literasi menggunakan metode DAP ini.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan persepsi guru TK di Jawa Timur terhadap pembelajaran literasi berbasis DAP  (Development Appropriate Practice) masih tergolong sedang atau cukup. Padahal pembelajaran literasi sangatlah penting untuk dimiliki anak sejak usia dini, Rohim dan Rahmawati (2020) menegaskan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat menuntut setiap individu memiliki kemampuan literasi untuk bersaing dan mengikuti perkembangan zaman. 

Selain itu Yusuf (2021) juga menjelaskan bahwa pembelajaran literasi pada anak usia dini akan melahirkan anak-anak yang cerdas dalam hal akademik, intelegensi, emosional, serta spiritual. Oleh karena itu pembelajaran literasi penting untuk dikenalkan pada anak sejak dini, dan tentunya pembelajaran literasi yang diberikan harus menyesuaiakan dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik serta sosial dan budayanya sebagaimana konsep DAP  (Development Appropriate Practice).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline