Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Saya Menolak Pembangunan RPTRA di Taman Krajaba

Diperbarui: 16 Oktober 2017   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Edunnn... Dua hari kemarin, Senin sampai Selasa malam, saya berkutat menulis sebuah surat terbuka. Terkait rencana pembangunan RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) di taman yang tak jauh dari tempat saya ngendon. Tadinya, sih, surat ini semata agar saya lebih sistematis sekaligus argumentatif dan -- yang terpenting -- tidak bertele-tele dan ngacapruk sebagaimana kalau saya bicara atau mengungkapkannya secara lisan. Hanya ingin mengatakan "Tidak setuju, dengan alasan ini...ini..." 

Eh, tahunya, sampai enam halaman! Lebih dari 17 ribu karakter, setara dengan 4 atau 5 halaman majalah. Jauh lebih panjang dari bagian pertama sebuah cover story! Itupun, jangan salah: Rasanya belum semua "pemikiran" saya tertuang secara tuntas. Sistematisasinya pun masih agak meloncat-loncat. Edan pisan, kan?

Walhasil, daripada saya print dan copy sampai 30-an copy (sesuai dengan jumlah warga di RT saya), sebagaimana saya lamunkan sebelumnya,  saya kira mending disimpan di sini saja. Selain memudahkan dan tanpa biaya, juga siapa tahu bisa ikut menteror teman-teman facebook. Karena itu, saya sarankan: Anda membacanya pada hape dengan layar yang paling minim. Biar tambah pening....

Selamat ikut berpeningria...

==============================

  

  

Kenapa Saya Menolak Rencana Pembangunan RPTRA di Taman Krajaba

Bapak-Ibu yang saya hormati,

Sebagai konsep atau kebijakan pemerintah, RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, kerap dilafalkan sebagai "erpetra"), sebenarnya bagus. Bahkan sangat bagus. Walau tak orisinil, ini adalah salah satu program/kebijakan unggulan Gubernur Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang layak didukung. Program ini tak hanya menyentuh kepentingan anak dan perempuan. Tapi, juga langsung menyentuh kepentingan rakyat kecil (miskin dan kurang berpendidikan). 

Dengan mengusung isu utama perlindungan anak dan perlindungan perempuan dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), konsep ini berupa sebuah kawasan  yang berisikan ruang serbaguna, aneka fasilitas bermain anak, fasilitas olahraga, dan fasilitas publik lainnya -- mulai dari perpustakaan, depot PKK, jogging track, lapang volley/badminton, dan lain sebagainya. Sehingga, dengan fasilitas tersebut, tak hanya anak-anak dan remaja yang bisa memanfaatkannya. Tapi, juga warga pada umumnya. Mulai dari aktivitas berolahraga, berkesenian, sampai hajatan... Intinya, RPTRA adalah tempat warga saling bersinteraksi secara sehat. Di sana mereka bisa menyusui atau memberi makan anak bayinya seraya ngobrol dengan tetangga, berlatih atau malah pentas kesenian, bahkan berkebun atau memelihara ikan/burung/binatang. Diharapkan, dengan adanya RPTRA ini masyarakat bisa lebih sejahtera. Sejumlah masalah sosial yang ada pun bisa teratasi. Mulai dari soal tawuran sampai narkoba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline